Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Selasa, 28 Jul 2015 - 14:56:26 WIB
Bagikan Berita ini :

Anggota Komisi I: Keinginan Kapolri Soal Brimob Itu Tidak Profesional

70MUI_KAPOLRI_9.jpg
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti (Sumber foto : Indra Kusuma/TeropongSenayan)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Anggota Komisi I DPR Supiadin Aries Saputra menilai, sikap Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang meminta agar Brimob dilibatkan dalam progam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pasukan Raider TNI di Pusdiklat Kopassus Batujajar, Bandung terlalu mengada-ngada.

Pasalnya, semua intitusi sudah mempunyai tugas masing-masing.

"Itu intinya tidak profesional, terlalu berlebihan," kata Supiadin kepada TeropongSenayan, Selasa (28/7/2015).

Politisi Nasdem ini berpendapat, keinginan Polri agar Brimob diikutsertakan dalam latihan Kopassus terkait penanganan masalah Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang banyak berjibaku di hutan.

"OPM memang bukan kejahatan yang biasa, kalau dia (Polri) menghadapi masalah ini minta bantuan saja pada militer yang memang sudah handal dalam masalah ini," cetusnya.

Selain itu, mantan Mayor Jenderal TNI (Purn) ini mengatakan, keinginan Polri tersebut terkesan ingin mengambil alih tugas-tugas TNI.

"Kesannya seperti itu (pengadilan alih tugas) buat apa ada TNI, jika butuh bantuan tugas, Kepolisian tinggal minta saja bantuan," kata dia menganjurkan.

Dirinya mengaku, Komisi I DPR tidak akan meminta penjelasan lebih lanjut dalam masalah ini, lantaran keinginan itu terlalu berlebihan.

"Kita kerja saja secara profesional kalau perlu bantuan kita tinggal minta saja. Saat ini yang perlu dilakukan oleh Polri adalah penjabaran UU masalah bantuan, sejauh ini belum ada penjabaran masalah bantuan," tandasnya.

Sebelumnya, Polri mengirimkan surat bernomor B/3383/VII/2015 kepada TNI. Surat yang dikirimkan pada 15 Juli 2015 itu ditandatangani Kapolri dengan tembusan Kepala Staf Angkata Darat (KSAD), Irwasum Polri beserta jajaran pejabat Polri.

Namun Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya menolak keinginan Kapolri.

"Tidak boleh, masak Brimob dilatih raider. Panglima juga tidak akan setuju. Pasukan raider untuk menghadapi perang konvensional, sedangkan Brimob untuk menghadapi kerusahan-kerusuhan massa," ungkap dia di Jakarta, Minggu (26/7/2015).

tag: #brimob  #kopassus  #kapolri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Komisi III DPR Desak OJK Hapus Aturan Penagihan Utang Gunakan Debt Collector: Banyak Tindak Pidana!

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 10 Okt 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi III DPR RI Abdullah meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghapus isi pasal pada Peraturan OJK Nomor 22 Tahun 2023 Tentang Perlindungan Konsumen dan ...
Berita

MotoGP Mandalika 2025 Berdampak Positif bagi Ekonomi Lokal, Telkom Andil Perkuat Akses Konektivitas Internet

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Perhelatan MotoGP Mandalika 2025 yang telah berlangsung selama 3-5 Oktober 2025, di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara, telah berhasil digelar secara sukses. ...