JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pihak Polri mengklaim bahwa Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terlah mengizinkan personel Brimob untuk ikut berlatih bersama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Namun, Panglima TNI hanya menyetujui pemberian latihan untuk personel Brimob Polri khusus untuk kemampuan bertahan hidup dan penjejakan.
"Disetujui latihan survival dan penjejakan, bukan kemampuan raider," kata Gatot usai memberi pengarahan pada taruna TNI-Polri yang akan dilantik menjadi perwira di Akademi Kepolisian Semarang dikutip dari laman facebook Divisi Humas Mabes Polri, Rabu (29/7/2015)
Menurut Gatot, latihan bisa diberikan di mana saja, mengingat seluruh Kodam memiliki fasilitas tersebut. Adapun untuk pelaksanaannya, lanjut dia, tergantung kesiapan dari Brimob karena TNI selalu siap setiap saat.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, peningkatan kemampuan personel Brimob itu sebagai hal penting, terutama dalam pengejaran pelaku terorisme.
Dia mencontohkan, dalam pengejaran teroris kelompok Santoso, Polri dihadapkan medan, seperti hutan dan gunung.
"Brimob belum terlatih untuk pengejaran di hutan dan gunung, oleh karena itu perlu peningkatan kemampuan," dalihnya.
Kemampuan yang perlu ditingkatkan, terang Badrodin, antara lain penjejakan dan kemampuan bertahan hidup di hutan untuk waktu yang lama.
"Bukan kemampuan berperang, tetapi hanya item tertentu untuk minta pelatihan," tutup Kapolri.
Sebelumnya, Polri mengirimkan surat bernomor B/3383/VII/2015 kepada TNI. Surat yang dikirimkan pada 15 Juli 2015 itu ditandatangani Kapolri dengan tembusan Kepala Staf Angkata Darat (KSAD), Irwasum Polri beserta jajaran pejabat Polri.(yn)