JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mempertanyakan keinginan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang meminta agar institusi Korps Brigade Mobil (Brimob) ikut pendidikan dan pelatihan (Diklat) Raider Kopassus.
"Saya tidak mengerti mengapa Polri masih gunakan pendekatan Raider, karena Kopassus sendiri dewasa ini untuk menjaga pertahanan NKRI sudah gunakan pendekatan humanis," kata wanita yang akrab disapa Nuning kepada TeropongSenayan, Kamis (30/7/2015).
Namun Nuning berujar, jika keinginan ini benar-benar dilakukan, harus ada perbaikan regulasi amandemen dalam pembantuan Polri dan TNI agar permasalahan pembantuan ini lebih jelas ke depannya. Sebab selama ini regulasi pembantuan Polri dan TNI sejauh ini masih kurang jelas.
"Jika tetap ingin dilakukan suatu latihan gabungan (latgab) seperti itu ya tentu ada banyak regulasi harus diamandemen," tandasnya.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengirim surat kepada Panglima TNI dengan tembusan KSAD, Irwasum Polri dan jajaran petinggi Polri bernomor B/3303/VII/2015 tertanggal 15 Juli 2015 perihal permohonan mengikutsertakan personel Korps Brimob Polri dalam Diklat Raider TNI AD.
Dalam surat itu, Kapolri meminta agar program latihan dan pendidikan raider dilakukan tahun anggaran 2015 dan 2016.(yn)