JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Sekjen PPP kubu Rohahurmuziy (Romi), Arsul Sani menanggapi rencana menjadikan Muhammadiyah sebagai partai politik. Menurutnya partai politik itu mengandung risiko tinggi, kemungkinan bakal mudah muncul friksi di internal.
"Justru itu, saya kira setiap politik itu menguras tenaga, pikiran, dan sangat mengganggu relasi-relasi ketika kita akan berbeda pendapat," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/8/2015).
Akan tetapi, Anggota Komisi III DPR ini mengakui, apapun keputusan Muhammadiyah akan harus dihormati. Sebab, dalam organisasi besar tersebut banyak tokoh intelektual berintegritas tinggi.
"Tapi saya kira itu akan dipikirkan dengan jernih dan hati-hati sekali, apalagi Muhammadiyah ini gudangnya orang-orang pintar," tuturnya.
Jika memang benar-benar akan merubah bentuk menjadi partai politik, menurut Arsul, hal tersebut wajar saja terjadi. Akan tetapi masih banyak pilihan yang lain. Salah satunya ialah menyalurkan aspirasi suara Muhammadiyah pada partai politik yang sudah ada.
"Itu kan wajar-wajar saja, suatu pilihan. Tetapi tetap tersedia pilihan yang lain bahwa aspirasi itu bisa disalurkan ke partai politik yang sudah ada," tandasnya.
Sebelumnya Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah mengatakan, bahwa Muhammadiyah bisa saja membuka peluang untuk mendirikan partai politik baru di Indonesia. Opsi tersebut merupakan salah satu dari tiga pilihan peran politik Muhammadiyah dalam kancah Nasional. (mnx)