JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Meski baru semalam disemprot Presiden Jokowi, Bambang Soesatyo kembali melancarkan kritik pedas. Kini, politisi Golkar tersebut menyebut Jokowi salah urus terhadap ekonomi Indonesia.
"Salah urus yang paling menonjol adalah lambannya penyerapan anggaran," kata Bambang dalam siaran persnya, Minggu (9/8/2015). Oleh karenanya, ia meminta Jokowi dan partai-partai pengusungnya untuk fokus memperbaiki bidang ekonomi yang salah urus tersebut.
Sebelumnya, saat pelantikan jajaran pengurus Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) periode 2015-2020, Jumat (7/8/2015), Presiden Joko Widodo menyentil Bambang Soesatyo. Jokowi menyebut Bambang selalu mengkritiknya dengan sangat pedas.
"Tadi pas pelantikan ke atas, yang naik kan banyak sekali. Yang saya ingat cuma satu, Pak Bambang Soesatyo. Saya ngak tahu Pak Bambang kalau kritik saya kok pedes banget," kata Jokowi.
Namun Jokowi mengaku tidak merasa tersinggung dengan kritikan anggota Komisi III DPR RI tersebut.
Terkait masalah ekonomi yang dikritiknya, Bambang mencatat hingga akhir Juli 2015, realisasi belanja negara baru Rp913,5 triliun atau 46 persen dari pagu belanja Rp1.984 triliun. Volume belanja barang dan belanja modal masih sangat rendah.
Menurutnya, dengan sisa waktu kurang dari empat bulan menuju akhir 2015, sebagian besar dari sisa anggaran belanja yang Rp 1 triliun itu nampaknya makin sulit terserap semuanya karena dua alasan utama berikut ini, yaitu pertama, karena kesibukan menyelenggarakan Pilkada 2015, dan kedua, nomenklatur kementerian dan lembaga (K/L) yang tak kunjung selesai.
"Salah urus kedua tampak pada fakta endapan dana pembangunan sebesar Rp 273 triliun milik semua pemerintah daerah," ujar Bendahara Umum Partai Golkar tersebut.
Diakuinya, dana sebesar itu tidak digunakan untuk mendinamisasi pembangunan daerah, tetapi disimpan di perbankan dalam bentuk deposito. Akibatnya, seperti sudah diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi triwulan II-2015 hanya 4,67 persen, melambat dibandingkan triwulan I-2015 yang mencapai 4,72 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi semester I-2015 hanya 4,70 persen. (iy)