JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Kontroversi tentang keinginan Presiden Joko Widodo untuk menghidupkan kembali pasal penghinaan terhadap presiden menimbulkan diskusi publik kerkepanjangan. Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun akhirnya memberikan pendapatnya tentang penghinaan dan pengalaman yang pernah dihadapinya selama 10 tahun menjadi presiden.
"Terus terang, selama 10 th jadi Presiden, ada ratusan perkataan & tindakan yg menghina, tak menyenangkan & mencemarkan nama baik saya. *SBY*," demikian tulis SBY melalui akun twitter-nya @SBYudhoyono, Minggu (9/8/2015).
SBY melanjutkan, "Foto resmi Presiden dibakar, diinjak2, mengarak kerbau yang pantatnya ditulisi "SBY" & kata2 kasar penuh hinaan di media dan ruang publik *SBY*," kisahnya.
SBY menyatakan tidak selalu merespon negatif atau mengambil tindakan hukum atas tindakan penghinaan tersebut. Menururnya, kalau ia menggunakan haknya untuk mengadukan hal tersebut ke polisi (karena delik aduan), mungkun ratusan orang sudah diperiksa atau dijadikan tersangka.
SBY memberikan alasan dirinya tak selalu mengambil tindakan atau sikap atas penghinaan yang dihadapinya itu.
"Barangkali saya juga justru tidak bisa bekerja, karena sibuk mengadu ke polisi. Konsentrasi saya akan pecah," jelas.
Di sisi lain, lanjut SBY, jika ia melakukan hal itu mungkin rakyat tak berani mengkritik atau bicara keras karena takut dijadikan tersangka atau dipidanakan. Justru jika rakyat tak berani mengkritik atau bicara keras, SBY mengaku tidak akan tahu apa pendapat rakyat.
"Kalau pemimpin tak tahu perasaan & pendapat rakyat, apalagi media juga diam & takut bersuara, saya malah takut jadi 'bom waktu'. *SBY*," tuturnya.
Dia menilai era kepemimpinan Jokowi, hampir tidak ada aksi kasar dan penghinaan terhadap presiden. Tak ada unjuk rasa penghinaan terhadap presiden maupun berita kasar di media.
SBY menilai, aksi-aksi yang terjadi saat ini lebih baik dibanding dengan apa yang dialaminya saat ia menjadi presiden.
"Ini pertanda baik. Perlakuan 'negatif' berlebihan kpd saya dulu tak perlu dilakukan kpd Pak Jokowi. Biar beliau bekerja dg baik. *SBY*," tandas ketua umum Partai Demokrat itu.
SBY mengingatkan semua pihak agar belajar menggunakan kebebasan secara tepat. Sebab, tegas dia, kebebasan bisa disalahgunakan.(yn)