JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Fadli Zon, Wakil Ketua DPR, tak terima penjelasan dan keberatan Imam Shamsi Ali terhadap pertemuannya dengan Donald Trump. Fadli menyerang balik Imam Shamsi Ali menyebarkan fitnah.
"Pak Shamsi Ali sebagai tokoh agama bahkan "Imam Besar Masjid New York" seharusnya anda meminta klarifikasi terlebih dulu alias tabayun," kata Fadli Zon, Minggu (6/9/2015) melalui siaran persnya.
Berikut tanggapan Fadli Zon (FZ) atas penjelasan Imam Shamsi Ali (SA) dalam akun facebook yang mengundang reaksi luas. Disajikan dalam bentuk tanya jawab untuk memudahkan pembaca. Aslinya, FZ menjawab kalimat per kalimat.
Bagian 1.
SA : Saya tahu itu adalah konferensi pers
FZ : kapan tahunya? Di FB bilang kampanye.
SA : Tapi konferensi pers dalam rangkaian kampanye DT
FZ : Konferensi pers tetap beda dengan kampanye.
SA : Makanya Pak Ketua dan rombongan di baris di belakangnya bersama pendukungnya dengan slogan mendukung DT
FZ : Tak ada kami memegang slogan, hanya berdiri. Dan kami sudah pamitan ke luar.
SA : Tidakkah anda berselfie ria dengan salah seorang pendukungnya?
FZ : Betul saya selfie, apakah salah? Melanggar apa? Atau sudah haram sekarang?
Bagian 2.
SA : Memang bukan mendukung Tapi hadir dalam acara yang settingnya untuk kampanye. Tapi hadir dalam acara yang settingnya untuk kampanye dapat ditafsirkan sebagai dukungan oleh calon lain.
FZ : Ini beda dengan yang anda tulis di FB, anda bilang mendukung. Anda tak konsisten. Itu press conference. Tafsiran anda keliru sekali lagi bukan kampanye. Di AS kampanye diatur izinnya dll juga jauh dari waktunya.
SA : Kalaupun tidak ada penafsiran seperti itu, pejabat negara hadir di acara seperti itu secara protokol tidak etis.
FZ : Kami hadir nonton konferensi pers karena diminta DT dan pulang setelah pertemuan. Sudah berulang-ulang dijelaskan.
Bagian 3.
SA : Saya tidak memasalahkan pertemuan dengan DT di lantai 26 selama 30 menit.
FZ : Anda memang tidak tahu ada pertemuan sebelumnya. Harusnya tabayun dulu.
SA : Tapi video jelas menggambarkan ketua dan rombongan ada di baris belakang selama press conference itu.
FZ : Kebetulan saja berdiri di situ disorot kamera.
SA : Di penghujung acara itu sebenarnya Pak Ketua dan rombongan hampir terlupakan.
FZ : Kok tahu? Kami aja nggak tahu. Karena ketua sudah pindah berdirinya dengan anak Trump di samping.
SA : Nampaknya ada yang ingatin tentang tamunya.
FZ : Ini anda ngarang.
SA : Maka DT Kembali lagi dan memperkenalkan ketua, dengan cara yang, maaf, sangat melecehkan.
FZ : Pas DT selesai ia ketemu ketua yang berdiri di samping, terus spontan Pak Setya Novanto diperkenalkan sebagai Ketua DPR RI. Melecehkan? Apanya yang melecehkan? Wong dibilang amazing and one of the most powerful man. Anda ini suudzon terus.
SA : Minimal ada dua kalimat yang perlu digarisbawahi: 1) dikatakan oleh DT we would do great thing for US dan Pak Ketua hanya manggut-manggut.
FZ : Ya anggukan itu diplomatis aja, masak geleng-geleng kepala.
SA : 2) Do they love me in Indonesia? Pak ketua menjawab; yes highly. Kedua jawaban yang diberikan oleh Pak Ketua tidak pantas.
FZ : Masak dijawab tidak, ini kan spontanitas. Anda kan tidak suka DT karena anda sendiri bilang DT anti Islam. Saya tidak melihat itu. DT suka dengan Indonesia dan berinvestasi di Indonesia. Saya suka DT investasi di Indonesia.
Bagian 4.
SA : Sekali lagi saya tidak membahas apa yang terjadi di belakang layar. Itu adalah hak anda untuk menjelaskan ke khalayak ramai. Yang saya dan banyak orang diskusikan adalah apa yang beredar di video itu. Di video itu di saat DT memberikan press conference ketua dan rombongan di baris di belakang Donald seolah sebagai pendukungnya. Setelah itu Donald keluar tapi nampaknya ada yang ingatkan tentang tamunya.
FZ : Interpretasi keliru.
SA : Dia pun kembali untuk 2-3 menit mengenalkan tamu.
FZ : Baca lagi tulisan anda di FB anda bilang ketemu 3 menit sehingga misleading apalagi cuma di panggung.
SA : Jadi yang 30 menit itu hak anda untuk menjelaskan ke khalayak ramai. Selebihnya biar khalayak ramai yang menjudge..
FZ : Khalayak boleh menjudge dan mengkritisi tapi harus didasarkan informasi yang benar dan utuh.
Bagian 5.
SA : Saya tidak bermaksud merendahkan dewan yang terhormat. Tapi dengan hadir di acara DT itu dengan sendirinya merendahkan diri sendiri dan martabat bangsa.
FZ: Kita beda pendapat. Anda memang tak suka DT karena anda anggap anti Islam.
SA: Siapa DT yang memperlakukan seorang ketua DPR/wakil, demikian?
FZ : Coba sekali lagi videonya.
SA : Setelah selesai acara ditinggalkan saja demikian seperti orang kebingungan.
FZ : Tidak bingung memang kami sudah pamitan mau keluar. Harusnya tanya dulu.
SA : Bayangkan kalau Speaker of Congress diperlakukan seperti itu. Apa reaksi Amerika? Sekali lagi, ini masalah martabat bangsa. Ketua dan wakil ketua DPR membawa nama bangsa di sini.
FZ : Berlebihan, martabat bangsa yang mana. Trump pengusaha sukses dan investasi di Indonesia.
Bagian 6.
SA : Pak Fadli selalu mencari justifikasi dengan alasan pebisnis berhasil. Boleh jadi boleh tidak. DT dalam bebarapa dekade terakhir banyak bangkrut, termasuk usaha judinya di Las Vegas. Entah apa bentuk investasi DT di Indonesia yang dibanggakan? Selain media bersama Hari Tanoe, khususnya dalam acara Miss Universe.
FZ : DT investasi property di Indonesia dengan swasta nasional. Di Bali dan Bogor.
SA : Kalaupun memang DT mau invest di Indonesia, hanya waktu yang tidak pas. Bukan ketua DPR yang hadir ke sana, tapi perwakilan BKPM yang memang punya kantor di New York.
FZ : DPR punya peran diplomasi termasuk membantu diplomasi ekonomi. Tidak harus BKPM, DPR boleh ketemu siapa saja selama untuk kepentingan nasional, networking dan silaturahim. Sekali lagi karena secara pribadi anda tak suka dengan figur Trump maka seperti ini.
SA : Selain itu, ada banyak orang kaya, bahkan lebih kaya dari DT yang bisa diajak invest di Indonesia. Kenapa DT di saat musim kampanye, dan di saat acara itu pula?
FZ: Kalau ada orang mau investasi di Indonesia ya bagus-bagus saja. Musim kampanye? Belum tuh. Kebetulan aja waktunya cocok.
Bagian 7.
SA : Saya sudah jelaskan pernyataan saya itu kalau itu bukan untuk ketua/rombongan pada komunikasi kita terdahulu. Tapi informasi yang saya dapatkan dari orang yang punya kredibilitas, tahu siapa-siapa saja yang datang pada saat resesi kongres. Ada banyak anggota dewan terhormat yang datang ke Washington DC atas nama kunjungan kerja tapi kongresnya libur.
FZ : Anda tak bilang begitu di FB, dan tak pernah dikoreksi.
SA : Saya paham kalau ketua dan rombongan mengikuti sidang IPU di PBB. Dan itu saya hormati. Yang kami masalahkan kan buka itunya. Tapi pengaturan jadwal yang secara protokoler tidak pantas.
FZ : Kok anda jadi mau ngatur jadwal segala. Jadwal IPU sudah fixed dan pertemuan spontan saja karena kami kenal.
Bagian 8.
SA : Sebagai pejabat publik, anda memang harus siap dikritisi Dan rakyat yang anda wakili punya hak bersuara berdasarkan pemahaman mereka. Kalau ada yang salah anda yang harus mengklarifikasinya kepada publik.
FZ : Saya selalu siap diktitisi tapi tak suka difitnah.
SA : Saya menyampaikan rasa kepedulian saya karena memang nilai rupiah semakin terpuruk
FZ : Justru butuh investasi seperti dilakukan Trump di Indonesia.
SA : Banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Ada beberapa perusahaan yang tutup. Tapi pejabat kita jalan-jalan keluar negeri dengan menghabiskan anggaran besar.
FZ : Apalagi ini juga fitnah. Jalan-jalan.
SA : Benar tidaknya, harga tiket lebih dari $14.000. Uang harian lebih dari $500.00 per hari. Dana penginapan lebih dari $1200-an per malam.
FZ: Soal dana perjalanan standar diaudit oleh BPK. Angka itu dari mana? Saya aja tidak tahu, karena sudah disiapkan tiket dan hotel.
SA : Siapapun itu tahu kalau ini melebih-melebihkan dari yang sesungguhnya. Walaupun memang anggarannya demikian, kepada tidak ada rasa solidaritas untuk tidak menghamburkan anggaran di saat ada keprihatinan masyarakat?
FZ: Bagus kritisi anggaran, kalau bisa juga anggaran eksekutif. Dihamburkan di mana dalam konteks kunjungan ini?
Bagian 9.
SA : Saya terkejut DT mendengar kalau DT berencana menanam modal untuk mengembangkan kecamatan Cigombong, Bogor. Luar biasa seorang kaya bernama DT untuk melakukan itu. Tapi saya percaya saja...tidak ada ruginya memang. Cuma sejujurnya saja agak aneh jika tiba-tiba DT mau invest untuk pembangunan sebuah kecamatan itu
FZ : Bukan bangun sebuah kecamatan tapi di kecamatan Cigombong, Bogor, atau tepatnya Lido. Kalau tak percaya ya nggak apa-apa.
Bagian 10.
SA : Itu adalah title yang teman-teman berikan karena saya salah seorang Imam yang dipercaya oleh walikota New York untuk menjadi "penghubung" antara kantor walikota dan komunitas Muslim. Saya juga NYPD liaison ke komunitas Muslim. Selain itu saya adalah wakil Muslim dalam badan kerjasama antar umat beragama di AS. Semua itu menjadikan teman-teman memberikan julukan itu. Yang sesungguhnya juga tidak terlalu penting-penting amat.
FZ : Syukurlah Pak. Soalnya Pak Shamsi sendiri yang menyebut diri "imam besar Masjid New York" bukan orang lain. Menjadi "imam besar" bukan kerjaan mudah, perlu kebijaksanaan. Untuk titel sebanyak itu perlu hati-hati juga bicara di ruang publik. Ada juga yang bilang ke saya Bapak bukan imam Masjid Al Hikmah lagi, malah ada hal yang sedang dipermasalahkan. Saya tak tahu dan bukan urusan saya.
Bagian 11.
SA : Akhirnya saya sudah menjelaskan posisi saya dengan jelas. Hak Pak Fadli untuk menerima atau menolak. Dan kalau pemahaman saya tentang apa yang terjadi dianggap fitnah, dan mau somasi itu juga hak anda sebagai pejabat negara. Artinya dengan reaksi anda yang seperti ini juga memberikan saya pemahaman lebih jauh tentang siapa dan apa anggota dewan terhormat. Saya sekali lagi tidak punya beban, apalagi akan takut dengan ancaman itu.
FZ : Saya tidak mengancam tapi mendudukkan soal. Toh akhirnya biar publik tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Dan mohon maaf komunikasi kita ini juga bisa terpublikasikan luas. Terima kasih!
(ris)