JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (MPP PAN), Amien Rais merasa prihatin dengan kondisi DPR periode 2014-2019 saat ini.
Keprihatinan tersebut disampaikannya tatkala Amien Rais bertandang ke salah satu pimpinan DPR dari FPAN Taufik Kurniawan.
"DPR sekarang ini wajahnya sudah babak belur karena dianggap tidak berfungsi tidak berguna bahkan macam-macam, sudahlah teman-teman DPR,” kata mantan Ketua MPR RI ini di DPR RI Jakarta, Senin (14/12/2015).
Lebih lanjut Amien menekankan pada anggota DPR untuk menunjukkan keseriusannya terutama terkait isu skandal 'Papah Minta Saham' dan mendorong adanya pansus Freeport yang menurutnya merupakan saat yang tepat bagi anggota DPR menyelesaikan persoalan tersebut sebagai jawaban terhadap publik bahwa DPR mampu bekerja dan dapat dipercaya publik.
"Saya juga alumunus DPR/MPR. Saya meminta ini momentum sangat tinggi sedang ada angin gurita saya kira sebagian besar rakyat akan membantu menyetujui bahwa pansus Freeport segera dibentuk kemudian undang semua pakar hukum internasional pakar lingkungan, pakar politik, keagamaan, libatkan juga Walhi, Irres, saudara Halim Muin, juga memperhatikan ini libatkan LSM Ichhsanudin Noorsi dan lainnya," ujar besan Zulkifli Hasan ini.
Menurutnya, jika pansus Freeport nantinya terbentuk dan dapat mengungkap berbagai kejanggalan yang terjadi di Freeport selama ini, Indonesia bisa katakan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara berdaulat dan mampu menjadi bangsa yang mandiri.
"Kemudian kalau sudah selesai good bye Moffet, please go back to Washington, i dont need you any more selesai sudah," sindir dia.
Jadi, kata dia, bukan zamannya lagi Indonesia harus berada dibawah ketiak bangsa manapun termasuk keberadaan Freeport yang dari awal sampai saat ini beroperasi, Freeport tidak membawa manfaat apapun bagi bangsa ini.
"Kemudian Grossberg kita perbaiki lagi, gunung-gunung sudah jadi legokan sudah sangat jelek, dulu, itu sudah peninggalan Freeport yang jahanam itu, maaf ini saya kasar sekali, tapi harga diri kita tidak boleh diinjak siapapun, tapi kalau sudah dihina, sudah dirampok, di dhzalimi, dijarah itu kita masih tidak sadar, jadi kita ini bangsa macam apa," ketus dia. (Icl)