JAKARTA-Pelaksanan Munas Golkar ke XI terus dipermasalahkan sejumlah calon ketua umum (caketum) yang akan bertarung. Pasalnya, hingga saat ini belum ada kepastian.
"Poinnya adalah kita sepakat Munas pada 2015, namun harus ada kepastian mengenai tanggal, karena ARB sempat mengatakan Nopember 2014, adalah pelaksanaan rapimnasm," kata mantan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso bersama Agung Laksono di Jakarta, Kamis, (30/10/2014).
Namun Priyo yang saat ini juga akan mencalokan diri sebagai caketum Golkar mengaku tidak pernah mendesak agar pelaksanaan Munas Golkar untuk dilakukan sesegera mungkin. "Tak ada yang mengusulkan percepatan Munas, tolong dikoreksi itu. Kami bersepakat tidak bicarakan soal itu," ungkapnya.
Yang pasti, sambung Ketua DPP PartaiGolkar, wacana pelaksanaan Munas pada akhir Januari 2015 perlu direspon positif. Namun demikian hal itu masih perlu tuangkan secara resmi. "Saya sambut dengan sangat hormat dan agar itu segera dikonkretkan melalui mekanisme partai," papar dia.
Saat ditanya apa maksud dan tujuan berkumpul dengan Agung Laksono dan kawan-kawan, Priyo menambahkan pihaknya bersama tujuh kandidat ini hanya saling berdiskusi dan memberi masukan. "Kami ngobrool ngobrol, mengenai aspriasi dari DPD DPD dan kami memandang perlu bertemu agar dapat memberikan pandangan ke semua pihak," ungkap Ketua umum MKGR ini.
Namun demikian, Priyo takkan mempersoalkan manakala ARB, sebagai incumben akan maju untuk kedua kalinya. "Siapapun yang resmi mencalonkan, termasuk ARB, kami tidak keberatan," tuturnya.
Hanya saja, lanjut Priyo, majunya ARB lagi dianggap tidak lazim. Karena belum pernah ada ketua umum Golkar akan mencalonkan lagi kedua kalinya. "Kalau ARB bersikukuh maju, ya silahkan," ujar Prioyo sambil menganjurkan agar ada tata krama demokrasi yang sehat, tanpa intimidasi dan ancaman yang harus diberlakukan.
Dengan begitu, katanya, akan terjadi sportifitas yang tinggi."Jadi siapapun yang akan terpilih akan kita hormati sepenuhnya," tukasnya. (ec)