JAKARTA(TEROPONGSENAYAN) -Selesainya konflik yang membelah DPR jadi dua kubu, KOalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) tidak berdampak positif bagi PPP. Partai berlambang Kabah ini sepertinya masih menyimpan persoalan internal yang sewaktu-waktu bisa meledak.
Pertengkaran antara anggota DPR Epyardi Asda dan Arwani Tomafi di depan umum membuktikan bahwa di tubuh PPP masih menyimpan masalah. Keduanya merupakan dua kubu yang saat ini berseteru. Epyardi merupakan loyalis Suryadharma Ali sedangkan Arwani adalah pengikut Romahurmuzy. Beruntung saat itu Arwani yang dilabrak Epyardi tidak menanggapi.
Politisi senior PPP Asrul Sani menyesalkan terjadinya konflik terbuka antara dua politisi tersebut, apalagi terjadi di depan publik."Sangat disayangkan peristiwa itu terjadi di depan publik dan disorot media. Kalau mau gebuk-gebukan yang di dalam ruangan saja, jangan seperti anak-anak," katanya, Selasa (18/11).
Sebelumnya, saat Arwani hendak menuju Gedung Nusantara I berpapasan dengan Epyardi. Melihat koleganya satu fraksi, Arwani yang lebih junior bermaksud menyalami. Tapi Epyardi tiba-tiba justru marah. "Heiii, kamu itu tidak tau diri. Kamu itu tidak tau aturan. Berhenti kamu bikin-bikin selebaran," kata Epyardi sambil menunjuk muka Arwani.Ditunjuk-tunjuk di depan umum Arwani pun langsung ngeloyor dan meninggalkan Epyardi.
Lebih lanjut Asrul menilai bahwa kekesalan yang ditunjukan Epyiardi tidak lebih karena kekecewaan pribadinya yang ditinggalkan teman-teman di fraksi. "Di FPPP itu ada 39 anggota dari jumlah itu saya pastikan 34 ikut Pak Hasrul Azwar sebagai ketua fraksi. AKibatnya Epyardi yang juga merasa ketua fraksi marah saat ketemu Pak Arwnai,"tutur Asrul Sani.
Asrul menambahkan, tindakan Epiyardi tidak beretika dan tidak pantas dilakukan seorang politisi dari PPP. "Apalagi sampai tunjuk-tunjuk itu tidak pantas dan tidak baik,kalau dia kesal harusnya dia ajak bicara empat mata," katanya. (ss)