JAKARTA (TEROPOPONGSENAYAN) - Politikus Partai Demokrat Didik Mukrianto mengatakan, mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan buka suara terkait polemik hilangnya dokumen hasil kerja Tim Pencari Fakta (TPF) kasus kematian aktivis HAM Munir.
"Nah kita sudah sudah membaca twitter pak SBY bahwa kita tunggu dua-tiga hari ke depan pak SBY akan menjelaskan standingnya," kata Didik di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Didik berharap, SBY menjelaskan seterang-terangnya proses kerja TPF dari awal hingga berakhirnya kerja tim tersebut.
"Artinya bahwa kita inginkan, Pak SBY ingin menerangkan kepada publik, bahwa substansinya kita juga ingin menegakan apa yang sudah direkomendasikan TPF. Dan pada saat Pak SBY memimpin negara ini, sudah dilakukan, memanggil, memeriksa dan mengadili beberapa orang yang sudah direkomendasikan TPF itu," terangnya.
Meski begitu, ujar Didik, seharusnya pemerintahan saat ini merespons laporan pada zaman SBY dengan baik, untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat.
"Karena projustisia yang dilakukan terkait Munir yang dilakukan waktu itu, sudah direkomendasikan oleh kawan-kawan yang tergabung dengan TPF. Dan fakta yang kita ketahui bahwa rekomendasi TPF ini menjadi salah satu dokumen yang kemudian ditindaklanjuti dalam proses hukum, yaitu projustisia," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memberikan pandangan tentang polemik dokumen hasil kerja Tim Pencari Fakta kasus kematian aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir. SBY memutuskan membuka suara setelah polemik tersebut ramai dibicarakan dalam beberapa pekan terakhir ini.
Melalui akun twitter pribadinya, @SBYudhoyono, di Jakarta, Senin (24/10/2016), SBY mengatakan akan menyampaikan penjelasan dalam pekan ini mengenai langkah-langkah yang diambil pemerintah kurun waktu 2004 hingga 2009.
"Dua minggu terakhir ini pemberitaan media dan perbincangan publik terkait hasil temuan TPF Munir amat gencar," kata SBY.(yn)