JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin mendukung langkah Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buka suara soal dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) kasus kematian aktivis HAM, Munir Said Thalib.
Sebab, lanjut TB, pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini belum memiliki file kematian Munir secara utuh. Namun, Jokowi telah berkomitmen untuk fokus mengungkap kasus tersebut.
"Kasusnya itu kan 2004-2014. Di zaman beliau (SBY). Saat pemerintah sekarang berniat untuk menyelesaikan, tentu harus membuka file-file lama," kata TB Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/10/2016).
Oleh karenanya, Politisi PDI-Perjuangan ini mengaku tidak masalah bila SBY memberi penjelasan perihal file kematian aktivis HAM Munir, agar masyarakat mengetahui secara pasti.
"Sebagai warga negara yang baik, sebaiknya (SBY) menjelaskan," ujar TB.
Sebelumnya diberitakan, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan memberikan pandangan tentang polemik dokumen hasil kerja Tim Pencari Fakta kasus kematian aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir. SBY memutuskan membuka suara setelah polemik tersebut ramai dibicarakan dalam beberapa pekan terakhir ini.
Melalui akun twitter pribadinya, @SBYudhoyono, di Jakarta, Senin (24/10/2016), SBY mengatakan akan menyampaikan penjelasan dalam pekan ini mengenai langkah-langkah yang diambil pemerintah kurun waktu 2004 hingga 2009.
"Dua minggu terakhir ini pemberitaan media dan perbincangan publik terkait hasil temuan TPF Munir amat gencar," kata Yudhoyono.
Ia mengatakan perbincangan publik ada yang berada dalam konteks, namun ada pula yang bergeser ke sana ke mari dan bernuansa politik.
"Dalam dua minggu ini pula, sebagai mantan Presiden, saya terus bekerja bersama para mantan pejabat KIB, untuk siapkan penjelasan," paparnya.(plt)