JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting (VCRC) Pangi Syarwi mengatakan, sikap Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhyono yang lambat mengambil keputusan saat memimpin pemerintahan selama 10 tahun berdampak lambatnya pembangunan infrastruktur.

"Sikap kehati-hatian atau disebut orang terlalu lambat sehingga banyak keputusan strategis tidak optimal," ujar Pangi saat dihubungi di Jakarta, Minggu (6/11/2016).

Menurutnya, banyak proyek yang mangkrak sangat merugikan keuangan negara. Dia menyontohkan mangkraknya 34 proyek pembangunan listrik saat rezim pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Keberhasilan Infrastruktur tidak terlalu keliatan, bandara, rel dan tol dan lain-lainnya," ungkapnya.

Selain itu,SBY juga terlalu menghabiskan Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN) untuk melakukan subsidi kepada Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Uang negara habis begitu saja untuk knalpot," tegas pengamat politik itu.

Namun demikian, dia juga mengakui beberapa keberhasilan yang diraih oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu. Seperti, kegiatan ekonomi difokuskan terhadap kemajuan ekonomi mikro, kenaikan upah buruh dan nama baik di mata dunia internasional.

"Setiap kepemimpinan ada kelebihan dan kekurangan," tegasnya.

Sebelumya Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan terdapat 12 dari 34 proyek pembangkit tenaga listrik 7.000 Megawatt sejak 2006 dan 2010, era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mangkrak.

"Dari 34 proyek tersebut, ada 12 proyek yang dapat dipastikan tidak dapat dilanjutkan. Sehingga ada potensi kerugian negara yang cukup besar dari nilai kontrak sebesar Rp 3,76 triliun," ujar Pramono dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (4/11/2016). (plt)