JAKARTA (TEROPONGSENYAN) -Warga Papua menagih kesejahteraan dari Freeport yang beroperasi di kawasan ini. Warga juga menagih janji-janji Presiden Joko Widodo yang akan membangun dan mengentaskan kemiskinan di Papua.
"Katanya Freeport perusahan tambang emas terbesar di dunia. Kenyataannya sebagian besar rakyat Papua tempatnya tambang itu ada sampai saat ini masih di bawah garis kemiskinan. Sampai saat ini angka kemiskinan di Papua mencapai 31%, ini sungguh ironis," terang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Mesak Merin, Rabu (28/01/2015).
Menurut Mesak, keberadaan Freeport selama ini tidak memberi dampak apapun terhadap kesejahteraan rakyat Papua."Kami merasa diabaikan sebagai orang Papua," katanya.
Freeport yang sudah berpuluh tahun menguras bumi Papua tidak bisa mengangkat kehidupan rakyat. Dia juga heran Indonesia yang sudah berpuluh tahun meredeka seperti tidak punya niat membangun Papua .
"Atas nama rakyat Papua, saya menuntut agar Freeport ditutup saja kalau tidak memberi kesejahteraan. Silakan saja bangun smelter, tetapi jangan di tanah Papua. Kalau tetap di bangun di Papua bisa menambah kebencian masyarakat terhadap pemerintah pusat," ucapnya.
Dia juga meragukan janji Presiden Joko Widodo terhadap tanah Papua. Tapi dia tetap menuntut tanggung jawab Joko Widodo sebagai presiden apalagi pernah mengumbar janji perbaikan dan pembangunan di Papua. "Kita tagih janji Freeport dan Jokowi sebagai presiden," katanya.(ss)