PALANGKARAYA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palangka Raya meminta guru/wali kelas mengawasi siswa atau peserta didiknya bermain sebuah permainan baru yang saat ini sudah menjadi viral di media sosial yakni "skip challenge".
"Guru/wali kelas jangan sampai mengabaikan siswanya bermain semacam itu, karena sangat membahayakan kesehatan dan berakibat sesak napas, pingsan, sampai kematian, sehingga banyak ahli bidang kesehatan melarang keras bagi siapa pun melakukan permainan tersebut," kata Ketua Komisi B DPRD Kota Nenie A Lambung di Palangka Raya, Sabtu (11/3/2017).
Ia mengatakan, aksi yang berbahaya dimana permainan dengan cara menekan pada dada itu bisa mengakibatkan kematian.
Oleh sebab itu, kata Nenie, pihak sekolah harus lebih memperhatikan lagi setiap kegiatan anak peserta didiknya di lingkup sekolah.
Permainan baru yang saat ini sudah menjadi viral di media sosial sempat mengundang perhatian sejumlah kalangan, baik dari pakar kesehatan hingga pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebelumnya sudah menginstruksikan guru/wali kelas untuk melarang siswa atau peserta didiknya bermain Skip Challenge.
"Kepala guru, terutama wakil kepala sekolah kesiswaan untuk memantau dan melarang anak-anak untuk melakukan itu (bermain Skip Challenge)," kata Mendikbud Muhadjir.
Mendikbud mengingatkan kepada pelajar tentang bahaya dari permainan tersebut karena bisa mengancam jiwa.
"Oh tidak boleh itu, itu berbahaya sekali menantang jiwa. Saya kira itu tidak boleh dilakukan," kata dia.
Skip Challenge atau pass out challengge adalah sebuah permainan yang dilakukan dengan cara menekan dada sekuat atau sekeras mungkin selama beberapa waktu sehingga menyebabkan anak yang memainkan permainan ini menjadi kejang atau bahkan pingsan.
Ia menuturkan Kemendikbud telah mengirimkan instruksi larangan bermain Skip Challenge kepada seluruh kepala sekolah di Indonesia. "Sudah, sudah kita imbau," kata dia. (Antara/icl)