JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Dua hari belakangan tiba-tiba Menteri Saleh Husin sibuk menjelaskan soal Mobnas. Lantaran adanya kerjasama antara PT Adiperkasa Citra Mandiri dengan Proton yang dihadiri Presiden Jokowi saat di Malaysia.
"Itu kerjasama antara pelaku bisnis. Jadi peristiwa biasa yang terjadi diantara pelaku usaha," ujar Saleh Husin pada berbagai kesempatan. Dia menegaskan kerjasama itu bukan program pembuatan mobil nasional yang dibiayai oleh anggaran negara.
Saleh Husin yang juga politisi Partai Hanura ini mengungkapkan kehadiran Presiden Jokowi pada acara penandatangan naskah kerjasama ke dua perusahaan sebagai hal yang wajar. Menurut dia itu peristiwa biasa saat kepala negara melawat ke luar negeri.
Berkali-kali Menteri Perindustrian ini mengungkapkan bahwa kerjasama antara Proton dengan Adiperkasa baru penjajagan untuk study kelayakan bersama selama enam bulan. Baru akan dilanjutkan kerjasama bisnis antara dua perusahaan itu.
Meski demikian, kritikan hingga hujatan tak berhenti ditujukan kepada Presiden Jokowi dan pemerintah atas kerjasama itu. Pasalnya, langkah itu dinilai merendahkan martabat bangsa Indonesia. Sebab, Indonesia tidak kalah dengan Malaysia dalam produksi mobil.
Tak hanya itu, teknologi mobil Proton bukan asli dari Malaysia karena jiplakan dari Mitsubishi. Selain itu juga bukan teknologi terbaru, namun sudah tergolong usang. Merek Proton sebenaranya juga tergolong tak terlalu laku di pasaran.
Presiden Jokowi juga dinilai memberikan keistimewaan kepada Adiperkasa yang dikomandoi AM Hendro Priyono, sahabat dekat dan mantan tim sukses saat PIlpres. Padahal, perusahaan ini belum cukup memiliki pengalaman dan kemampuan dalam industri otomotif.(ris)