JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Status pengelolaan Blok Mahakam hingga kini belum jelas. Karena itu masyarakat kemudian bertanya-tanya. Padahal Blok Mahakam akan berakhir masa kontraknya pada 2017. Jadi tinggal dua tahun lagi.
"Mengapa keputusan yang seharusnya gampang menjadi sulit dan lama diputuskan?," kata Direktur eksekutif Indonesian Resources Studies Marwan Batu Bara kepada TeropongSenayan di Jakarta, Selasa (17/3/2015).
Menurut Marwan, ketidakjelasan Blok Mahakam ini akan membuat para 'begal' melakukan lobi-lobi politik. Padahal pemerintah sempat menyatakan status Blok Mahakam akan ditentukan setelah Pertamina menyampaikan proposal pengelolaan.
Selain itu, Marwan juga menengarai adanya oknum-oknum partai yang bermain dengan para pengusaha dalam blok Mahakam ini. "Ada oknum partai, penguasa dan pengusaha berprilaku sebagai begal yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan kontrak Mahakam," imbuhnya.
Yang dikhawatirkan itu, kata mantan anggota DPD asal DKI Jakarta ini, investor ini melobi ke daerah. Sementara kepala daerah tak memiliki dana cukup untuk mengelolanya. "Lalu investor swasta mengajak kerjasama, dan celakanya swasta dapat bagain lebih besar. Ini yang harus dicegah," pungkasnya. (ec)