Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Sabtu, 04 Apr 2015 - 17:21:32 WIB
Bagikan Berita ini :

Pengamat Cyber: BNPT Ngawur dan Takfiri

74small_23Situs Islam.jpg
Situs Intenet atau World Wide Web. (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Masalah Cyber, Fami Fahruddin menilai pemblokiran 19 situs media Islam yang direkomendasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) ke Kominfo adalah ngawur dan cenderung tafkiri yakni mengkafirkan sesama muslim.

Pasalnya hingga sekarang hukum di Indonesia belum secara pasti memberlakukan aturan yang jelas terkait pemblokiran situs yang dianggap radikal. Maka itulah BNPT hendaknya melakukan tindakan yang arif dan bijak sebelum mengambil sikap.

"Cukup ngawur (BNPT) karena alasan dotcom, alasan tafkiri. Ini aturan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara hukum," kata Fami dalam diskusi 'Mengapa Blokir Situs Online' di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/4/2015).

Lebih lanjut Fami meminta pemerintahan Jokowi-JK bisa lebih serius lagi dalam mengurusi permasalahan cyber. Mengingat sampai ini Indonesia masih lemah dalam urusan cyber security.

"Masalah cyber ini bukan hanya menindak lewat pemblokiran situs. Tetapi perlu ada kriteria-kriterianya bagaimana situs itu memang sudah menyalahi aturan. Bukan karena faktor like and dislike dan faktor mood," pungkasnya. (al)

tag: #stus islamk blokir  #kominfo  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Tata Kelola BBM Swasta Jadi Polemik, Henry Indraguna: Bahlil Lebih Terbuka Hadapi Kritik

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 11 Okt 2025
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Awalnya Tati Suryati, warga Tangerang Selatan, Banten merasa jengkel. Setiap akhir pekan dia harus keliling kota, mencari BBM dengan RON yang sesuai spesifikasi ...
Berita

Usai Kritik Polri, Haidar Alwi Ingatkan Tanggung Jawab Moral Prajurit di Ruang Publik

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Spekulasi yang dilontarkan purnawirawan TNI Sri Radjasa Chandra tentang adanya "agenda tersembunyi" di balik pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo ...