JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Masalah mendasar yang dihadapi bangsa saat ini terletak pada presidennya. Sangat disayangkan, Presiden Joko Widodo yang dipercaya dan diharapkan bisa membela rakyat justru sebaliknya.
“Kekuatan politiknya tidak punya, kemampuan apalagi. Dia tidak punya kemampuan dan kapasitas mengelola negara.Kekuatan politiknya juga defisit,” ujar pengamat politik Arbi ketika dihubungi, Minggu (05/04/2015).
Minimnya kemampuan dasar kepemimpinan, kata Arbi, kekuasaan yang dimiliki tidak bisa dimanfaatkan.”Mengelola negara tidak bisa dengan popularitas. Kemampuan yang minim membuat kewenangan yang seharusnya dimanfaatkan untuk rakyat, malah jadi sebaliknya.Negara pun lumpuh dan tidak bergerak,” tambahnya.
Munculnya gerakan dari kader-kader PDIP yang kini melawan, menurutnya, akibat Jokowi tidak punya kemampuan mengelola politik dan minim kekuatan.
Jokowi dinilainya tidak punya kekuatan mempersatukan pendukungnya.Dia sebenarnya sudah berupaya menggalang kekuatan tambahan dari kubu Koalisi Merah Putih (KMP) yang menyebabkan munculnya konflik PPP dan Partai Golkar, tapi itu pun bermasalah.
Rakyat Indonesia saat ini seperti tidak punya pilihan. Isu adanya upaya untuk menjatuhkan Jokowi dan menggantinya dengan Jusuf Kalla sebagai presiden serta Puan Maharani sebagai wapres, menurut Arbi, justru akan membuat Indonesia kacau.
JK jelas tidak punya pendukung riil lagi. Buktinya kubu Agung Laksono yang jelas-jelas mendukung pemerintah kalah di pengadilan. Sedangkan Puan, meski didudukung PDIP, tapi rakyat tidak mendukungnya karena tidak punya kemampuan.
Tapi, menurut Arbi, PDI Perjuangan masih punya peran, apakah akan membiarkan kondisi seperti ini, beralih ke puan atau kepada kekuatan lain.(ss)