JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pidato Presiden Joko Widodo di acara peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) menuai reaksi positif. Pidato yang menyudutkan pemberi kredit seperti Bank Dunia, IMF dan ADB dipandang sebuah keberanian.
Menurut Pangamat Ekonomi Politik Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng, pidato Jokowi harus ditangkap dan dilaksanakan, terutama oleh IMF (Dana Moneter Internasional), Bank Dunia, dan ADB (Bank Pembangunan Asia). Lembaga-lembaga tersebut harus angkat kaki dari Indonesia.
“IMF, Bank Dunia, ADB, dan semua antek anteknya harus malu, dan segera menyingkir dari Indonesia. Kalian telah diusir Jokowi dengan cara solo yang paling keras. Jika kalian masih juga bertahan, sungguh kalian semua adalah muka pantat,” kata Salamuddin, Rabu (23/4/2015) malam.
Pidato yang bernada perlawanan keras terhadap Bank Dunia, IMF, dan ADB di kancah internasional itu, akan berdampak buruk pada kampus-kampus. Dampak lainnya juga akan dirasakan para peneliti, dosen, Ormas, LSM yang selama ini menerima proyek Bank Dunia, ADB dan IMF.
Diketahui, publik terkaget dengan pidato Jokowi saat membuka KAA di JCC, Rabu (22/4/2015). Saat itu, Jokowi mengatakan, "Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF (Dana Moneter Internasional), dan ADB (Bank Pembangunan Asia) adalah pandangan usang yang perlu dibuang." (iy)