SINGAPURA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan, kepada semua pihak agar tidak mencari kambing hitam atas melemahnya nilai tukar rupiah yang mencapai Rp 14.914 per dolar AS.
Bamsoet pun menyadari, sejumlah sektor industri mulai terdampak akibat biaya produksi yang naik. Sektor tersebut terutama industri yang menggunakan bahan baku berasal dari impor, terkait meroketnya dolar.
Meski begitu, ia berharap semua pihak melakukan tindakan nyata untuk mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah.
"Kita harus percaya bahwa fundamental ekonomi kita cukup kuat dengan politik yang relatif stabil," kata Bamsoet di Singapura, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (5/9/2018).
Politisi Golkar ini mendorong, Komisi XI DPR meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia untuk segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif dan menerapkan kebijakan yang menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Tak hanya itu, ia mendesak Komisi VI DPR meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membuat kebijakan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan bahan baku industri, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan hasil produksi dan nilai ekspor.
Di samping itu, Bamsoet juga meminta Kementerian Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Kemenkop UMKM), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk membantu pelaku usaha penghasil bahan baku diberi kemudahan untuk mendapatkan investasi.
Dengan begitu, para UMKM mampu bertahan untuk memproduksi dan meningkatkan kualitas serta kuantitas bahan baku industri sehingga pelaku industri dapat mengurangi impor untuk mendapatkan bahan baku
"Saya harap Komisi VI DPR ingatkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengimbau BUMN dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk berperan dalam menghadapi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Salah satunya dengan saling bersinergi dalam hal promosi produk dan penggunaan produk dalam negeri," tuturnya.
Pada bagian lain, Wakil Ketua Kadin ini berharap, pemerintah segera merealisasikan kebijakan pembatasan impor terhadap 900 jenis barang konsumsi. Langkah ini untuk mengurangi defisit neraca pembayaran yang menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan berdampak negatif kepada pelaku usaha industri
"Maka itu Kementerian atau Lembaga untuk saling bersinergi dan bahu membahu antar dalam upaya untuk menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, guna menjaga stabilitas keuangan negara," tutupnya. (plt)