JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) asal tanah kelahiran Presiden Joko Widodo (Jokowi), Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, tengah membentuk posko relawan penjemputan Jokowi ke Istana Presiden di Jakarta. Mereka akan memulangkan Jokowi ke Solo.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap Jokowi karena dinilai tidak mampu menyelesaikan berbagai persoalan di Indonesia.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengatakan, gerakan yang dimotori kaum intelektual (mahasiswa) tersebut merupakan puncak kekecewaan masyarakat Indonesia terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK.
Penyebabnya, selama enam bulan memimpin Jokowi belum memberikan tanda-tanda perbaikan sedikitpun bagi kesejahteraan masyakat.
"Kekecewaan mereka hingga ingin menjemput Jokowi dibawa kembali ke Solo atau dilengserkan, harus menjadi perhatian serius," kata Arief kepada TeropongSenayan di Jakarta Rabu (29/04/2014).
Oleh karena itu, kata Arief, gerakan jemput pulang Jokowi ke Solo tersebut perlu didukung dan diapresiasi.
Hal tersebut menggambarkan betapa kesadaran mahasiswa yang tinggi terhadap carut-marutnya pemerintahan Jokowi-JK.
Arief mengatakan, banyaknya kebijakan mantan Walikota Solo yang tidak pro rakyat dan bahkan lebih ke arah Neolib yang terkesan menganut paham pasar bebas tidak lepas dari Para debt collector yang mengelilingi Jokowi.
"Ada debt collector yang minta import BBM, perpanjangan izin eksploitasi dan izin ekspor hasil konsetrat tambang, serta debt collector yang meminta jabatan menteri dan posisi-posisi seksi di BUMN," ungkapnya.
Lebih jauh, Arief meprediksi, bila nantinya Jokowi betul-betul dilengserkan oleh people power, sang wakil presiden Jusuf Kalla pun bukan orang yang mampu memimpin pemerintahan yang sudah kacau-balau.
Meski begitu, Koordinator Gerakan Pembela Trisakti dan Nawacita ini mengungkapkan, mayarakat juga harus mengapresiasi keberanian Jokowi dalam hal tekadnya melawan dominasi ekonomi barat yaitu menolak IMF, ADB dan Bank Dunia untuk menyelesaikan permaslahan Ekonomi di Indonesia.
"Ini harus didukung penuh oleh Mahasiswa dengan melakukan Aksi pendudukan kantor kantor Perwakilan IMF, ADB dan Bank Dunia di Jakarta," katanya.
Oleh Karena itu, Arief menyarankan, sebaiknya perjuangan mahasiswa lebih diperluas setidaknya untuk mengingatkan Jokowi agar konsisten dengan Trisakti dan Nawacita yang menjadi visi-misi Jokowi saat pilpres. (iy)