JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sejumlah aktivis 98 menyoroti keseriusan pemerintah dalam menjalankan agenda Reformasi 1998. Terlebih selama empat tahun Presiden Jokowi berkuasa.
Mantan walikota Solo itu dinilai gagal menjalankan agenda reformasi. Yang paling mencolok adalah soalpemberantasan dan pencegahan korupsi sertakecenderungan kembalinyaotoritarianisme.
Aktivis 98, Munathsir Mustamanmengatakan, selama lebih dari empat tahun terakhir pemerintah tidak memiliki prioritas terkait kelanjutan di dua sektor tersebut. Jokowi terbukti gagalmenuntaskan perilaku korup elite dan otoritarianisme.
Padahal, menurutnya, inti dari tujuan Reformasi 98 adalah perlawanan terhadap korupsi dan menjamin kebebasan berpendapat.
"Sayangnya, kondisi sekarang malah memprihatinkan. Saat ini lebih 20 tahun sejak reformasi 98, ternyata kita kembali berhadapan dengan situasi yang dalam beberapa hal nyaris sama, korupsi semakin merajalela, bahkan dapat dikatakan ibarat kanker yang sudah stadium 4," ujar Munathsir kepada TeropongSenayan, usai menyampaikan pernyataan sikap Aktivis 98,di Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Munathsir mencatat, sejak tahun 2014 hingga kini KPK telah melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap setidaknya 32 kepala daerah.
"Bahkan 15 Maret 2019 lalu, KPK menangkap Ketua Partai Politik (Parpol) besar dengan tuduhan jual beli jabatan di Kementerian Agama," beber dia.
Selain itu, Munathsir mengatakan, pihaknya juga melihat adanya kecenderungan menguatnya otoritarianisme. Menurutnya, ada kesan yang kuat bahwa kebebasan menyampaikan pendapat kini mulai terancam.
Bahkan, proses hukum yang berlangsung saat ini, juga kerap tajam ke mereka yang berseberangan dengan penguasa, tetapi tumpul ke mereka yang mendukung penguasa.
"Karenanya, kami prihatin dan merasa tidak bisa berdiam diri menghadapi situasi ini, harus ada perubahan agar nilai-nilai reformasi 98 bisa kembali ditegakkan. Pemilu 17 April nanti adalah momen untuk mewujudkan perubahan itu," tegas dia.
"Kami juga menyerukan kepada rakyat untuk mengedepankan hati nurani, pilih pemimpin yang benar-benar mampu mencegah dan melawan korupsi, serta tidak bersikap otoriter dengan mengkriminalisasi lawan politik," sambung Munathsir.
Diketahui, dalam kesempatan ini, turut hadir aktivis 98 lainnya, diantaranya Syah Dinihari, Habiburokhman, Sangap Surbakti, Victor Da Costa, Jamaal Kasim, Agustian Nealpu, Bambang Priyono, Temy Adi Haryanto, Maulana, Bhayu Arie Wibowo, Tomi Supriyadi, Ricky Tamba, Herdiansyah dan sejumlah aktivis 98 lainnya. (Alf)