JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Direktur Eksekutif ETOS Institute Indonesia, Iskandarsyah menilai seharusnya Airlangga Hartanto legowo mengambil opsi mundur sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Pasalnya, kata dia, selain menjabat sebagai Ketum Airlangga juga menjalankan perannya selaku pembantu presiden sebagai Menteri Perindustrian.
“Tentunya, hal itu menjadi paling krusial karena beliau selaku Ketum dan menjadi bagian dalam jajaran menterinya Pak Jokowi, ya seharusnya mundur,” kata Iskandar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/8/2019).
Double jabatan yang disandang Airlangga, sambung Iskandar, menunjukan jika yang bersangkutan tidak memiliki sikap.
“Beliau (Airlangga) tidak punya sikap mau menjadi Ketum partai Golkar atau menterinya pak Jokowi?. Kalaumemang posisi menteri dibutuhkan figur beliau ya beliau mundur dari awal dari Ketum Golkar, bukan dua-duanya dimakan,” ujar dia.
Menurut dia, tidak adanya sikap yang diambil oleh yang bersangkutan tentunya berimbas kepada hasil kinerja kepemimpinan di partai beringin. Saat memimpin organisasi partai beringin, yang terjadi adalah kurangnya konsolidasi, pencapaian kursi di Senayan menurun.
“Hal ini juga berimbas kepada kinerja beliau sebagai menteri perindustrian, kita sama-sama lihat permasalahan di Krakatau Stell, Semen Import dari China, sampai pacul pun impor dari China. Buatsaya, hal-hal tersebut akan dapat penilaian khusus dari pak presiden,” pungkasnya. (Alf)