JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Anggota DPR yang juga Direktur Institute Ekonomi Politik Soekarno-Hatta (IEPSH) M Hatta Taliwang mengatakan masyarakat Indonesia saat ini sudah bisa mengukur indikator karakter kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setidaknya ada 3 hal yang menjadi tolak ukur apakah Jokowi merupakan Rezim yang merepresentasi ideologi Neo-liberal (Neolib) atau bukan.
"Pertama, bertambahnya orang miskin. Kedua, Semakin besarnya angka pengangguran, dan ketiga terjadinya kesenjangan ekonomi," ungkapnya saat acara diskusi dan pernyataan sikap politik "Berlanjutnya kekacauan sistem Negara, Krisis Kepemimpinan Nasional Dan Ketidakpastian Kebijakan Di Era Joko Widodo," di Warung Komando, Tebet, Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Saat ini, Sambung Hatta, kenyataan berbalik dengan harapan rakyat terhadap Jokowi. Sejak 6 bulan berjalannya pemerintahan Jokowi-JK, kemiskinan yang dialami masyarakat Indonesia semakin bertambah.
"Makin banyak orang yang tidak jelas masa depannya. Makin banyak orang merana," ungkapnya.
Hatta juga menyatakan mayoritas Indonesia saat ini mengalami penurunan indeks dalam penghasilannya. Di sisi lain, segelintir orang justru mengalami peningkatan kekayaan yang terus berlimpah.
"Lebih dari separuh rakyat Indonesia saat ini berpenghasilan di bawah 2 dolar AS per harinya," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Hatta, Indonesia saat ini juga mengalami penumpukan pengangguran di tingkatan kelas menengah. Sehingga dengan 3 indikator di atas telah memberikan bukti bahwa Jokowi merepresentasi kepentingan Ideologi ekonomi Neoliberalisme.
"Memang salah satu konsekwensinya, Neoliberalisme itu memproduksi banyak pengangguran," tandasnya. (al)