JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota DPD RI terpilih Jimly Asshiddiqie menawarkan konsep musyawarah dalam pemilihan pimpinan DPD periode 2019-2024.
Menurut dia, tidak perlu lagi ada perebutan suara.
"Pemilu sudah selesai. Hitung-hitungan suara sudah selesai. Sekarang saatnya kita mengedepankan musyawarah. Jadi jangan hanya hitung-hitungan suara lagi," ujar Jimly di Kompleks Parlemen, Senayan, Minggu (18/8/2019).
"Sebaiknya kita mengedepankan demokrasi permusyawaratan berdasarkan Pancasila, itu yang sekarang harus kita tonjolkan, supaya juga memberikan dampak pendidikan publik ke masyarakat," tambahnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu pun mengkritisi DPD saat ini karena banyak hal yang belum dituntaskan. Menurutnya, akses daerah terhadap kementerian juga masih sulit. Hal ini harus diperbaiki oleh perwakilan daerah atau anggota DPD.
"Tidak semua provinsi punya akses mudah ke menteri apalagi ke presiden. Mestinya DPD itu bisa berbuat banyak untuk percepatan kemajuan daerah. Sekarang kalau ditanya para gubernur rata-rata tidak ada yang bilang bahwa DPD itu ada gunanya. Partai juga begitu kalau ditanya, hampir tidak ada yang bilang DPD itu ada gunanya. Apalagi DPD selama ini berpikirnya selalu memperkuat kekuasaan di bidang legislasi yang bersentuhan dengan kewenangannya DPR," paparnya.
Selain akibat rebutan jabatan, kurang menonjolnya kinerja DPD karena salah kelola. Jimmly mencontohkan sejak periode pertama yang dipersoalkan bagaimana memperkuat kewenangan legislasi, yang kemudian bersaing dengan DPR.
"Jadi sejak periode pertama sudah salah startnya. Makanya kalau nanti saya dipercaya memimpinnya, beda itu, Insya Allah berbeda," ujarnya. (plt)