BONDOWOSO (TEROPONGSENAYAN) - Anggota MPR RI dari Fraksi Partai Golkar Hardisoesilo memandang Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei merupakan momentum yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan refleksi terhadap aktualitas makna kebangsaan.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa kebangkitan nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei adalah salah satu tonggak bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia. Perjuangan para founding fathers di masa lampau telah membawa Indonesia sebagai bangsa yang besar saat ini,” ujar Hardisoesilo.
Pandangan Hardisoesilo itu dikemukakan saat “Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR” di Gedung Dinas Pariwisata Bondowoso, Minggu (24/5). Dalam acara yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat setempat dan pemuka agama di Bondowoso dan sekitarnya itu, Hardisoesilo menyampaikan sosialisasi empat pilar yang dikaitkan dengan semangat kebangkitan nasional.
Anggota Komisi IV DPR RI itu berpendapat, ada perbedaan konteks dalam memaknai Harkitnas di era penjajahan dengan era saat ini. Apabila dulu bangsa rakyat bangkit melawan kezaliman dan penjajahan dari bangsa lain, maka kebangkitan nasional pada era sekarang adalah membangun kesadaran akan persatuan bangsa sekaligus memperkokoh pemahaman rakyat atas pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia yang harus dipahami segenap masyarakat itu adalah Pancasila sebagai dasar negara, UUD Negara RI tahun 1945 sebagai konstitusi negara, Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara serta Negara Kesatuan RI sebagai bentuk negara yang tidakbisa diganggu-gugat lagi keberadaannya.
Lebih lanjut Hardisoesilo mencontohkan bahwa pemahaman atas makna salah satu pilar saja, yakni Bhineka Tunggal Ika, sesungguhnya sudah bisa menjadi energi dalam menghimpun berbagai potensi anak bangsa. “Kebersamaan menjadi perekat pluralitas yang ada dan itu bisa menjadi momentum bangkitnya semangat nasionalisme dan kesadaran akan persatuan bangsa dalam bingkai NKRI,” ujarnya.
Sejarah juga telah membuktikan bahwa para pendiri bangsa ini bisa sejalan karena dibingkai oleh ikatan kebersamaan. Hal ini terbukti dengan adanya kesepakatan untuk menjalin ikatan bersama antar tokoh pendiri bangsa, meski secara haluan ideologi, budaya, asal usul daerah dan agama berbeda-beda namun mereka bisa bersatu mewujudkan kemerdekaan Indonesia. (ai)