JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mantan Aktifis 98 Farhan Effendi menghimbau supaya mahasiswa tetap menjadi simbol dan kekuatan moral kerakyatan, serta menghindari afiliasi politik kepentingan sesaat.
"Sehingga, zaman kami dulu, mahasiswa menolak bertemu dengan Presiden," kata Farhan kepada TeropongSenayan di Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Farhan mengatakan, mahasiswa harus menjadi lapisan masyarakat yang paling diharapkan rakyat untuk menjaga dan mengontrol kebijakan pemerintah agat berdampak bagi kebaikan bangsa dan negara.
"Mahasiswa memiliki nilai strategis disitu," ujar mantan Aktifis Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) ini.
Dalam menjaga konsistensi moral politik gerakan, lanjut Farhan, mahasiswa seharusnya menjauhi setiap bentuk sindikasi kepentingan yang berusaha mengeksploitasinya. Mahasiswa, dalam pandangannya, harus menjaga dirinya dari kontak langsung dengan kekuasaan.
"Sebagai kekuatan gerakan rakyat mahasiswa harus menjaga marwah gerakannya," ujar mantan aktivis PMII 1998 ini.
Sebagai mantan aktifis 98, Farhan menilai kurang elegan jika mahasiswa melakukan komunikasi langsung dengan presiden dan sejumlah pejabat di lingkaran kekuasaan. Menurutnya, sikap semacam itu akan menghadirkan asumsi miring dari publik.(al)