JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Democratic Center for Strategic Studies (Idecenters) memberikan saran kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait strategi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 mendatang. Alasannya, karena wabah corona yang belakangan muncul di Indonesia berpotensi mengganggu jalannya Pilkada.
"Sangat mungkin virus Corona ini memiliki potensi mengganggu jalannya Pilkada ke depan," kata Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Idecenters) GirindraSandino dalam keterangan tertulis yang diterima TeropongSenayan, Kamis (5/3/2020).
Girindra menyarankan KPUuntuk menyusun langkah antisipatif dengan membuatmodel kampanyevia media sosial. Penyebaran gagasan, program dan janji kampanye sementara dilakukan lewat media massa atau platform lain yang tak memerlukan tatap muka langsung.
Di era digital ini, kata dia, kampanye tanpa tatap muka dan tanpa melibatkan massa banyak sangat mungkin dilakukan. "Asal mau berpikir saja, platform apa yang tepat untuk digunakan sebagai media kampanye. Yang penting tepat sasaran," ujarnya.
Girindra mengatakan, pemerintah perlu segera memikirkan langkah alternatif ini dari sekarang. Jika memang dirasa upaya tersebut kurang memadai untuk kampanye, dia meminta KPU dan Bawaslu membuat langkah khusus lain.
Pada masa kampanye terbuka, akan ada banyak massa saling berinteraksi. Mengingat adanya dua WNI yang terpapar virus tersebut dia khawatir corona tidak hanya menular kepada mereka. Cepat virus ini menyebar sangat mungkin ada orang-orang lain yang ikut terjangkit namun tak mengetahuinya.
Hal ini yang menjadi kekhawatiran lain manakala mereka akan berinteraksi di masa kampanye Pilkada 2020 mendatang. Upaya berkampanye melalui media sosial pun menurutnya bisa meminimalisir kemungkinan terburuk yang bisa terjadi.
"Karena bagaimanapun kampanye terbuka itu melibatkan massa banyak. Akan banyak orang yang berinteraksi dalam ajang kampanye terbuka. Ini rawan sekali ada yang terpapar virus, jika ada satu orang saja yang terjangkit corona," jelasnya.
Semua orang berharap penyebaran virus corona ini mereda. Obat penangkal virus mematikan itu pun diharapkan bisa segera ditemukan. Sehingga, penyebaran virus bisa secepatnya diakhiri. Kekhawatiran masyarakat juga bisa berakhir. Tapi jika tidak, semua pihak, perlu memikirkan langkah atau strategi apa untuk mengantisipasi itu. Termasuk KPU.
Selain itu, Girindra meminta Bawaslu bersama instansi lainnya untuk mengantisipasi hal buruk lain ditengah kampanye akibat dampak corona. Sebab, isu corona ini bisa saja dijadikan senjata kampanye hitam (black campaign) oleh oknum-oknum tertentu.
"Oleh Karena itu antisipasi dan sosialiasi baik KPU dan Bawaslu serta instansi terkait harus dideteksi sejak dini, sehingga tidak menjadi semacam teror terhadap jalannya tahapan Pilkada, khususnya Kampanye Terbuka," pungkasnya. (Al)