Berita
Oleh Aries Kelana pada hari Sabtu, 07 Mar 2020 - 16:47:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Mismanajemen Di Tubuh Boeing Jadi Penyebab Kecelakaan Boeing 737 Max

tscom_news_photo_1583574436.jpg
Pesawat Boeing 737 Max (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Teki-teki jatuhnya pesawat Boeing 737 Max yang menewaskan 346 orang, perlahan-lahan terbongkar.


Temuan awal yang diungkapkan anggota DPR Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat di depan Kongres, mencium adanya upaya"penyembunyian fakta", pemotongan biaya dan pengawasan "sangat tidak memadai" dalam proses desain dan pembuatan pesawat itu.

Laporan setebal 13 halaman itu menyebar dan diungkapkan oleh berbagai media termasuk Koran the Guardian (7/3/2020). Di situ pihak Boeing berusaha untuk menyaingi pesawat baru buatan Airbus: A320neo.

Namun karena ada masalah keuangan yang luar biasa, manajemen diduga memilih memperbarui pesawat Boeing 737, ketimbang mengembangkan pesawat baru.

Sebagai hasil dari tekanan-tekanan itu, dan untuk mendapatkan sertifikasi Max secepat mungkin, pabrik menyesatkan dan meyembunyikan informasi dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) perihal sistem perangkat lunak MCAS, yang dituding sebagai penyebab kecelakaan dua pesawat Boeing 737 Max di Indonesia dan Ethiopia.

Berdasarkan pada dokumen internal mengutip kesaksian pelapor dan dengar pendapat publik, juga menyalahkan FAA. Komite kongres mengutip konflik kepentingan di antara karyawan Boeing. Sebagian karyawan diberi wewenang untuk melakukan pekerjaan sertifikasi atas nama FAA.

FAA pernah meminta untuk mengawasi pesawat itu namun ditolak manajemen Boeing. Akibatnya, FAA juga menolak bertanggung jawab atas menolak masalah keselamatan yang diajukan oleh para ahli teknis badan tersebut atas permintaan.

"Kombinasi dari masalah-masalah ini menakdirkan penerbangan Lion Air dan Ethiopian Airlines," laporan itu menyimpulkan.

Dalam satu contoh kegagalan regulasi, komite melaporkan bahwa setelah jatuhnya Lion Air yang nahas, FAA mengetahui bahwa Boeing gagal memperbaiki peringatan yang tidak dapat dioperasi pada sekitar 80% dari 737 armada Max.

Tetapi, menurut laporan itu: “Being ditengarai memutuskan untuk tidak memberi tahu FAA atau pelanggannya tentang peringatan tidak berfungsi selama lebih dari 14 bulan, yang seharusnya menimbulkan kekhawatiran tentang transparansi Boeing dengan FAA ”.

tag: #kecelakaan-pesawat  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement