Berita
Oleh Aries Kelana pada hari Minggu, 05 Apr 2020 - 19:50:48 WIB
Bagikan Berita ini :

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kembangkan Disinfektan Alami

tscom_news_photo_1586091048.jpg
Pemakaian disinfektan (Sumber foto : IStimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Disinfektan masih dinilai sebagai bahan kimia yang dinilai ampuh mengusir virus Corona, penyebab penyakit COVID-19. Namun untuk mendapatkan disinfektan lumayan sulit. Tidak banyak klinik dan toko obat yang menyediakan disinfektan. Rata-rata, ketika ditanya konsumen, petugas apotek bilang habis.

Langkanya persediaan disinfektan mendorong sejumlah orang membuat sendiri disinfektan. Mereka menggunakan cairan yang kerap digunakan untuk mencuci pakaian dengan pembersih lantai. Karena makin banyak yang memanfaatkannya untuk membuat disinfektan, bahan itu pun susah didapat di pasar swalayan.

Untuk membantu kelangkaan disinfektan tersebut, Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil memproduksi disinfektan dari cuka kayu dan bambu (asap cair).

Dari hasil Penelitian dan Pengembangan Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH) – dari kementerian yang sama - ini juga diproduksi hand sanitizer dengan formula asap cair (cuka kayu), borneol, etanol, dan gliserol.

Menurut siaran pers dari kementerian tersebut, disinfekstan dan hand sanitizer pun sudah diujicobakan untuk lingkungan kantor dan dibagikan kepada para pegawai di lingkungan Perkantoran BLI Kampus Gunung Batu, Bogor.

Gustan, tidak perlu menggunakan asap cair kayu yang banyak untuk membasmi kuman. ""Cukup hanya dengan 1% sudah efektif,"" ujar Prof Gustan Pari, peneliti P3HH, BLI.

Itu setelah tim penelitinya melakukan ujicoba dengan menyiramnya ke mikroorganisme bakteri yang terdapat pada telapak tangan dan udara di Laboratorium Mikrobiologi Hutan-Pusat Litbang Hutan, Bogor.

Penyemprotan disinfektan yang dilakukan di seluruh ruangan kerja BLI lingkup Gunung Batu ini merupakan respon BLI menindaklanjuti Surat Edaran Menteri LHK Siti Nurbaya tentang pencegahan penyebaran Covid-19.

Walhasil, cukup dengan konsentrasi 1% sudah berhasil membunuh kuman. Ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan alkohol (etanol) 70%.

Menurut Gustan, di tengah kelangkaan disinfektan, disinfektan alami ini bisa menjadi pilihan. Ia bilang, disinfektan temuan peneliti P3HH akan diproduksi massal dan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Temuan BLI KLHK tersebut mendapat tanggapan positif. “Semua pihak harus bergotong royong mengupayakan pencegahan virus berbahaya ini,” kata Siti.

Anjuran memakai disinfektan dan sering mencuci tangan dengan sabun perlu diikuti. Ini karena jumlah kasus COVID-19 terus bertambah. Data per 5 April 2020 ini menunjukkan bahwa ada 2.273 kasus dengan 198 orang meninggal dunia. Ini meningkat dari sehari sebelumnya yaitu 2.092 kasus dan 191 meninggal.

tag: #corona  #kementerian-lhk  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement