JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Direktur IDEAS (Institute For Demographic and Poverty Studies) Yusuf Wibisono mengatakan kalau penerapan PSBB di Jakarta tidak akan berjalan efektif ditengah pandemi corona.
Pasalnya, kondisi Jakarta merupakan kondisi yang sangat padat dan banyaknya pergerakan lintas wilayah di Ibukota Negara tersebut.
"PSBB di Jakarta tidak akan efektif, perlu kebijakan yang lebih tegas, karena telah menyatunya aktivitas ekonomi dan sosial warga jabodetabek. Hal ini terlihat dari terdapatnya pergerakan 15,4 Juta pekerja lintas wilayah di jabodetabek," kata Yusuf melalui rilisnya, Jumat (10/04/2020).
Yusuf menyebut berdasarkan hasil riset IDEAS dan bila mudik terjadi tahun ini maka ada sekitar 10 juta pemudik yang akan kembali ke tiga daerah di Pulau Jawa yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Peluang potensi penularan wabah virus corona secara massif di Pulau Jawa sangat terbuka ke tiga daerah tersebut dengan Jawa Tengah menjadi jumlah pemudik terbanyak.
"Potensi Penularan secara massif di Pulau Jawa dengan melihat Estimasi pemudik Jabodetabek 10 Juta dengan perincian menuju Jateng (4,7 Juta), Jabar (2,8 Juta) dan Jatim (1,3 juta)," paparnya.
IDEAS memaparkan poin rekomendasi untuk diterapkan di pulau Jawa terutama Jabodetabek agar dapat menekan wabah virus corona.
"Pertama, Karantina total sangat diperlukan (tidak sekedar PSBB) di Jabodetabek dan wilayah metropolitan Jawa," paparnya.
Selain dilakukan karantina wilayah, menahan aktivitas mudik sangat diperlukan di Jawa ditambah kepadatan yang terjadi di Pulau Jawa.
"Selanjutnya, menahan Aktivitas mudik khususnya di pulau Jawa, karena 70% pemudik berasal dari dan menuju Jawa," tambahnya.
Selain Pulau Jawa, IDEAS juga merekomendasikan untuk memberlakukan karantina yang besar untuk skala nasional supaya dapat meredam pandemi corona.
"Karantina total Pulau Jawa dan pembatasan skala besar nasional juga diperlukan supaya dapat menekan wabah virus corona," pungkasnya.