JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Peneliti senior Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang merupakan ahli tsunami Widjo Kongko mengatakan berdasarkan hasil penelitian, ibu kota baru di Kalimantan Timur rentan dilanda semong(tsunami) dari sumber longsor bawah laut. Dengan volume sekitar 4 juta meter kubik (m3) bisa menimbulkan semong setinggi lebih dari 15 meter seperti di Papua Nugini pada 1998.
"Kami pernah sampaikan masalah ini tahun lalu. Kajian detail perlu untuk siapkan PRB-nya," kata Widjo dalam cuitannya mengenai perlunya upaya pengurangan risiko bencana (PRB) bagi ibu kota baru berkaitan dengan hasil kajian tersebut, Kamis (23/4).
Semong berasal dari katasmongyang merupakan istilah tradisional masyarakat di Pulau Simeulue, Aceh, untuk menyebut sebuah gelombang laut besar yang melanda setelah terjadi gempa bumi. Tsunami di Palu dan Krakatau menjadi contohsmongyang terjadi beberapa tahun lalu akibat longsor bawah laut.
"Smongdari sumber longsor di Indonesia kejadiannya lebih banyak dari yang diperkirakan semula," kata dia.
Cuitan awal Widjo terkait potensi semong di ibu kota baru merupakan respons berita yang dilansir BBC News berjudulTsunami risk identified near future Indonesian capitalpada Rabu (22/4). Tim peneliti Inggris dan Indonesia menggunakan data seismik untuk menginvestigasi sendimen dan struktur bawah Laut Makassar. Mereka memetakan bukti longsoran-longsoran bawah laut purba di Selat Makassar antara Pulau Kalimatan dan Sulawesi.
Dari kajian awal, jika ada longsoran bawah laut besar terulang saat ini akan memicu tsunami yang mampu menggenangi Teluk Balikpapan, sebuah area dekat dengan ibu kota baru.