JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bareskrim menyelidiki aktor di balik pengiriman anak buah kapal (ABK) yang bekerja di kapal Long Xing 629 dan Long Xin 604. Pasalnya mereka diduga kuat menjadi korban perbudakan semasa bekerja di sana.
Bahkan ada tiga orang di antara mereka yang sakit hingga meninggal dunia. Parahnya, oleh kapal kapal berbendera Tiongkok itu, jasad ABK malang asal Indonesia yang meninggal itu lantas dilarung di Samudera Pasifik pada Desember 2019 dan Maret 2020.
“Sore ini (mereka yang pulang) itu akan sampai di Indonesia dan akan diperiksa (sebagai saksi),” kata Dir Tipidum Brigjen Ferdy Sambo, Jumat (8/5/2020).
Kini, 14 ABK asal Indonesia yang diperbudak oleh kapal pencari ikan berbendera Cina telah dipulangkan. Pagi tadi mereka sempat ditelepon oleh Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi sebelum berangkat naik pesawat dari Korea Selatan.
Keberangkatan mereka dari Bandara Incheon didampingi oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul. KBRI memastikan 14 orang ini sehat semua dan sudah selesai menjalani masa karantina virus Corona selama 14 hari di Korsel.
"Semuanya dalam keadaan sehat, insyaallah. Bahkan pada waktu mereka menunggu keberangkatan di Bandara Incheon, Ibu Menteri Ibu Retno Marsudi sempat melakukan percakapan dengan mereka lewat telepon. Kami di KBRI Seoul tentunya akan terus menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan mereka, anak-anak 14 orang ABK kita ini. Mudah-mudahan bisa tercapai penyelesaian sebaik-baiknya dalam waktu yang tidak terlalu lama," tutur Duta Besar RI untuk Korsel Umar Hadi dalam sebuah video yang diedarkan.
Ke-14 ABK itu diterbangkan dengan pesawat Garuda, lepas landas dari Incheon pukul 10.35 waktu setempat, dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, sore tadi.