JAKRTA (TEROPONGSENAYAN) -- Siapa yang menyangka bahwa TV nasional seperti TVRI harus dipimpin oleh seorang mantan wartawan majalah dewasa Playboy. TVRI yang memiliki fungsi mencerdaskan bangsa dalam rumpun kebhinekaan harus dinakhodai oleh seorang yang dulunya akrab dengan berita-berita tabu bagi masyarakat Indonesia.
Karena itu pula Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengkritik langkah Dewan Pengawas (Dewas) LPP TVRI yang memilih Iman Brotoseno sebagai direktur utama pengganti antarwaktu TVRI. Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, Dewas TVRI tidak mempertimbangkan Ketetapan MPR RI mengenai etika kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dewas tidak mempertimbangkan rekam jejak Iman Brotoseno saat memilihnya sebagai Dirut PAW TVRI karena yang bersangkutan pernah menjadi kontributor majalah dewasa Playboy Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat 29 Mei 2020.
HNW, sapaan akrab Hidayat Nur Wahid, menilai Dewas TVRI sepatutnya menjelaskan penobatan Iman ini secara terbuka. Bila perlu segera merevisi keputusannya karena sangat disayangkan mengapa rekam jejak komprehensif calon dirut bisa luput dari perhatian dalam pemilihan lembaga penyiaran.
HNW mengingatkan bahwa setiap penyelenggara negara harus tunduk pada TAP MPR RI VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa.
"Dalam TAP MPR itu, salah satu poinnya adalah pentingnya etika sosial dan budaya, yaitu dengan perlu menumbuhkembangkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa," jelasnya.
TEROPONG JUGA:
> Dewas Tetap Lantik Dirut PAW TVRI, Komite Penyelamat TVRI Minta Jokowi Turun Tangan
Bagi HNW, tak tergambarkan sedikit pun dari latar belakang Iman sebagai dirut TVRI yang baru terhadap amanat Tap MPR tersebut. Apalagi, kata dia, majalah Playboy pernah tersandung kasus hukum mengenai delik kesusilaan.
Rekam jejak Iman yang bertolak belakang dengan visi misi mencerdaskan bangsa memang belum tentu berakibat fatal terhadap penyiaran publik. Namun, sejumlah pihak tidak habis pikir mengapa harus seorang mantan wartawan majalah dewasa yang harus duduk di kursi direktur utama TVRI.
Menurut HNW, masyarakat akan sulit menerimanya, terlebih citra negara Indonesia yang menjunjung tinggi budaya dan agama. Bukan tak mungkin hal ini justru membuat gaduh dan resah masyarakat..
"Masyarakat semestinya dibantu dengan hadirnya kebijakan-kebijakan yang membanggakan dan menenteramkan agar menguatkan religiusitas, dan harapan serta kepercayaan pada institusi negara, dan karenanya akan berkontribusi atasi COVID-19," ujarnya..
Penobatan Iman sebagai dirut TVRI sebelumnya juga ramai diperbincangkan warganet. Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, misalnya yang mencuit dalam Twitternya, ia merasa terkejut dengan terpilihnya mantan kontributor majalah Playboy Iman Brotoseno sebagai Dirut TVRI menggantikan Helmy Yahya.
“Duhh.. Benar ini? Apa tak ada kandidat lain yang lebih pantas kah? TVRI ini. TV Nasional yang dibiayai uang publik. Kalau tadi TV Swasta terserahlah. Kalau gininya gantinya ngapain @helmyyahya Capek-capek diganti ya? Baiknya komisi 1 Fraksi @Pdemokrat segera pertanyakan ini. Biar jelas,” kata Jansen di akun Twitter @jansen_jsp.
Menanggapi cuitan itu, pelaku seni Kunto Hartono menegaskan, bahwa TVRI lebih tepat dipimpin Helmy Yahya ketimbang Iman Br.
“Lebih tepat @TVRINasional dipimpin oleh Mas @helmyyahya dibanding @imanbr. Republik Ini memang membutuhkan orang gila untuk mewaraskan orang waras. BTW, Majalah Playboy iku opo sejenis Doraemon atau Sincan kah Mas @jansen_jsp..?? *KH*,” cuit drumer kondang ini di akun @Kunto_Drummer.