JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pancasila akan selalu dan tetap relevan kendati zaman terus berubah dan peradaban terus berkembang. Sistem nilai yang terkandung pada lima sila Pancasila itu universal, dan semua sistem nilai itu diadopsi beragam bangsa.
Karena itu, kata Ketua MPR Bambang Soesatyo Pancasila telah menjadi inspirasi dan makin dirasakan relevansinya oleh penduduk dunia sebagai dasar filsafat dan pandangan hidup.
Bamsoet sapaan akrab Bambang Soesatyo menyontohkan, sila Ketuhanan, sila kemanusiaan dan sila keadilan sosial, sudah diterima dan dipraktikan sebagai sistem nilai universal. Semua bangsa selalu berusaha memperkokoh persatuan masing-masing demi menjaga dan merawat eksistensi.
"Demikian pula dengan sila kerakyatan yang telah banyak dipraktikan untuk menjaga sekaligus memelihara tantanan hidup berbangsa dan bernegara. Musyawarah-mufakat mampu menyelesaikan berbagai perselisisihan di dalam kehidupan umat manusia,’’ ujar Bamsoet, dalam pernyataannya mengenai Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Senin (1/6).
Artinya, lima sila Pancasila telah menginspirasi sekaligus menjadi sumber kekuatan serta sumber kebijaksanaan. Karena itu, Ketua MPR mengajak generasi milenial terus merawat Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia. "Dan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dan tuntunan hidup dalam keberagaman," katanya.
Ketua MPR juga mendorong komunitas pendidik untuk mengenalkan, mengajarkan, dan menanamkan nilai-nilai lima sila Pancasila kepada generasi Z sebagai bekal dan kekuatan mereka merawat eksistensi Indonesia di masa depan.
Ditambahkan, 1 Juni 2020 hari ini menandai 75 tahun tegaknya Pancasila sebagai pemersatu dan sumber kekuatan bangsa sehingga Indonesia mampu merawat keberagaman suku, ras, agama dan budaya, serta merawat persatuan rakyat. Karena kekuatan dan insipirasi Pancasila itulah bangsa Indonesia dihormati dan disegani oleh bangsa lain.
Dalam konteks kekinian, terkait pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia termasuk Indonesia, Bamsoet mengingatkan lagi kejadian tepat 75 tahun yang lalu, yakni saat Bung Karno dalam pidatonya mengatakan Negara Indonesia yang kita dirikan adalah negara gotong royong.
Gotong royong yang dimaksudkan adalah membanting tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bahu-membahu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua.
Menurutnya, semangat dan nilai-nilai gotong royong yang dikobarkan Bung Karno itulah yang saat ini sangat dirasakan di tengah-tengah masyarakat. Ada perasaan senasib dan sepenanggungan yang muncul spontan melalui berbagai aksi dalam membantu antarasesama warga.
"Begitu juga ketaatan rakyat membantu pemerintah dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 dengan menjaga jarak, memakai masker, cuci tangan, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah," ujarnya.
Bamsoet juga mengingatkan, dalam setiap perubahan zaman dan perkembangan peradaban, akan selalu ada tantangan atau akan ada upaya merongrong Pancasila. Kecenderungan ini harus diwaspadai generasi milenial dan genersai Z.
Pada dekade 60-an, upaya komunisme menggeser Pancasila gagal. Pada dekade terkini, ada upaya menggusur Pancasila dengan sistem nilai lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hak azasi manusia (HAM) dan hakikat demokrasi.