Berita
Oleh Rihad pada hari Tuesday, 09 Jun 2020 - 20:30:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Pasar Tradisional Jadi Klaster Berbahaya, Ridwan Kamil Canangkan Tes Besar-besaran

tscom_news_photo_1591707910.jpg
Ridwan Kamil (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kemunculan kasus positif Coronavirus disease (Covid-19) di pasar tradisional sangat memprihatinkan. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil khawatir pasar akan menjadi klaster yang berbahaya.

Menurut Emil, dari semua pemantauan dan kajian, pasar paling rawan jadi sumber penularan Covid-19.

"Jadi, tolong pembeli dan pedagang titip agar jaga jarak, pakai masker, cuci tangan pakai sabun," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai memantau pelaksanaan rapid test di salah satu supermarket di Jalan Jend. Amir Mahmud Kota Cimahi, Selasa 9 Juni 2020.

Kepala daerah diminta secara massif melakukan pengawasan di pasar tradisional dan pasar modern sebagai sumber penyebaran virus tersebut.

"Ada 700 pasar tradisional di Jabar, 500 pasar pemerintah dan 200 swasta. Kita fasilitasi 2 kendaraan, gelar rapid test dan nanti yang reaktif langsung di swab test. Karena keterbatasan PCR makanya diatur efektif efisien," ujarnya.

Menurut Emil, hasil pantauan di supermarket secara umum sudah patuh. "Makanya kita minta kepala daerah kab/kota fokus ke pengawasan di pasar tradisional untuk memastikan keselamatan masyarakat," katanya.

Penemuan kasus positif Corona di pasar tradisional di Kota Bandung merupakan dampak ketidakpatuhan warga terhadap protokol kesehatan.

Pasar tradisional harus mendapat perhatian semua pihak agar menaati protokol kesehatan sehingga kasus Covid-19 tidak muncul.

"Kalau disiplin maka kasus muncul dan pasar bisa ditutup. Yang rugi teman pedagang, pembeli sehingga tidak bisa ada transaksi," ujarnya.

Menurut Kang Emil, angka reproduksi efektif (Rt) di Jabar adalah 0,72 dengan demikian, Rt Jabar berada di bawah 1 selama dua pekan berturut-turut.

Capaian tersebut menjadikan Jabar sebagai provinsi dengan angka Rt terendah keempat se-Indonesia, setelah Aceh, Riau, dan Kalimantan Utara.

Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mengukur angka reproduksi efektif (Rt) dengan pemodelan SimcovID (Simulasi dan Pemodelan COVID-19 Indonesia) berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential.

SimcovID sendiri merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, YGM, UGM, ITS, UB, dan Undana, dan peneliti perguruan tinggi luar negeri, yakni Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.

"Angka reproduksi covid di Jawa Barat Alhamdulillah masih di bawah satu, sekarang di angka 0,72. Jadi sudah lebih dari dua pekan kita ini sudah di bawah satu, menandakan keterkendalian dalam penanggulangan COVID-19," katanya.

"Untuk ukuran provinsi yang paling dekat dengan DKI Jakarta sebagai episentrum, dan dengan provinsi yang penduduknya paling besar, yakni 50 juta, angka keterkendalian kita itu nomor empat dari bawah. Jadi kami haturkan rasa terima kasih kami kepada mereka-mereka yang sudah bekerja," kata dia.

tag: #ridwan-kamil  #jabar  #pasar  #corona  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement