JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya melakukan invasi ke Irak pada tahun 2001, sejauh ini belum ada tanda-tanda mengurangi pasukannya di sana. Tapi kini ada perubahan kebijaksanaan dari pemerintahan Presidena Donald Trump.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Kairo, Mesir, kedua negara itu sepakat untuk mengurangi pasukan AS. Namun, AS tidak memerinci secara detail jumlah pasukan yang dikurangi seara bertahap dan kapan penarikan itu akan dilakukan.
Itu diungkapkan Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi yang dikutip reuters.com (12/6/2020). Sebelumnya parlemen Irak membuat keputusan mengenai keberadaan pasukan AS dan sekutunya mulai per Januari 2020. Namun itu belum diikuti dengan penarikan pasukan.
Maka, dari situ, PM Irak itu meminta segera menindalklanjuti keputusan parlemen Irak.
Sementara itu, pihak AS juga bersedia menarik sebagian pasukannya. Namun ia menegaskan bahwa AS tdiak berniat membangun pangkalan militer di negara yang terus bergejolak pasca masuknya tentara AS.
Amerika Serikat juga membahas menyediakan penasihat ekonomi untuk bekerja secara langsung dengan pemerintah Irak untuk membantu memajukan dukungan internasional bagi upaya reformasi Irak.