JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Pengamat Politik dari Lembaga Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menyebut ada tiga pos Kementerian yang berpotensi dilakukan reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyusul amarah Jokowi kepada para menterinya pada sidang paripurna kabinet, Kamis (18/6) lalu.
Menurutnya, reshuffle disinyalir tidak hanya menilai kinerja menteri yang tergagap karena pandemi, namun penilaian itu telah Jokowi lakukan sejak hari pertama mereka mulai menjabat sebagai menteri.
"Faktor reshufflenya bukan saja karena kelambanan kinerja kabinet merespons wabah Covid-19, tapi memang soal kinerja mereka umumnya sejak hari pertama dilantik sebagai menteri," kata Ray kepada TeropongSenayan, Senin, 29 Juni 2020.
Adapun tiga pos Kementerian yang menurutnya patut dicermati dalam rencana reshuffle ini, pertama, pos Kementerian Ekonomi.
"Ada ketidakpuasan cukup dalam pada presiden pada kinerja ekonomi kita selama 3 bulan terakhir dan kemampuan mereka menjawab tantangan resesi dunia," kata Ray.
TEROPONG JUGA:
> Jokowi Marah dan Ancam Reshuffle Kabinet, Tengku Zulkarnain: Tetap Aja Bakal Nyungsep
Kedua, pos Kementerian yang berhubungan langsung dengan penanganan Covid-19. Pos ini dinilai kuat akan terjadi reshuffle karena merupakan kementerian yang paling terlihat kinerjanya menghadapi pandemi. Pandemi rupanya tak hanya berdampak pada kesehatan dan ekonomi masyarakat, tapi juga kinerja menteri.
"Menkes dan Mensos masuk dalam pos ini," ujar Ray.
Ketiga, Pos kementerian yang berhubungan dengan penegakan hukum. Selama ini lazim diketahui Kementerian hukum kerap mendapat kritikan publik karena dinilai banyak kebijakannya yang kontroversial, seperti pembebasan ribuan napi, termasuk soal pembentukan tim hukum PDIP atas kasus Harun Masiku.
"Tiga pos inilah kemungkinan akan jadi bidikan untuk direshuffle oleh presiden. Tapi baiklah, kita cermati dalam dua atau tiga bulan ke depan. Selalu ada arah angin berbalik," kata Ray.
Aktivis jebolan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini memprediksi reshuffle tidak akan terjadi secara tergesa-gesa. Hal itu berkaca pada era kepemimpinan Jokowi di periode awal yang merombak kabinetnya setelah setahun mereka bekerja.
"Oktober 2020 depan adalah masa satu tahun priode itu. Jadi, besar kemungkinan reshufflenya akan dilaksanakan sekitar Desember atau awal Januari," pungkasnya.