JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Marahnya Presiden Jokowi pada Menterinya beberapa waktu lalu memancing banyak spekulasi di publik.

Dengan marahnya Presiden Jokowi pada menterinya, berhembus kabar kalau Reshuffle kabinet Indonesia Maju akan segera dilakukan Presiden Jokowi.

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Politik Gde Siriana mengatakan Reshuffle Kabinet Indonesia Maju tidak akan ada perbaikan untuk pemerintahan Jokowi.

"Contoh di periode 1, Bisa jadi parpol pengusung punya pikiran reshuffle @jokowi Tapi nampaknya mereka juga nunggu-nunggu," kata Gde melalui keteranganya, Kamis (02/06/2020).

Gde juga menuturkan sebagai contoh jatuhnya Orba mengajari bangsa Indonesia yg dulunya paling depan dukung Soeharto, akhirnya paling depan buka gerbang DPR.

Gde juga menyebutkan kalau di periode pertama, Presiden Jokowi melakukan dua kali reshuffle besar, yaitu pada tahun 2015 dan 2016.

Namun, bisa dilihat alih alih memperbaiki kondisi ekonomi, reshuffle kabinet pada saat itu tidak memperbaiki kondisi pemerintahan Indonesia sama sekali.

"Agustus 2015, Jokowi janji ekonomi mroket 7%. Hasilnya? Gak gerak di 5%, 16 kebijakan ekonomi sampe 2018 tidak berhasil, padahal sudah ganti menteri di 2016, sekarang dia mau bilang salah pilih menteri lagi? Atau rakyat yang salah pilih lagi di 2019?" tuturnya.

Menurutnya, masing masing orang dibelakang Presiden Jokowi mempunyai agenda masing masing untuk menjalani kepentingan mereka.

"Ketika mereka ini the real president menjalankan agenda masing-masing, benturan kepentingan ini terjadi," tandasnya.

"Nampak jelas kebingungan Jokowi dari berbagai kebijakan yg tidak jelas, yang satu minta kartu pra kerja, satunya lg minta HIP, yang satu minta investasi China, Satunya lg minta UU Minerba, tapi apalah daya seorang boneka," sambungnya.