JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Marahnya Presiden Jokowi pada Menterinya beberapa waktu lalu memancing banyak spekulasi di publik.
Dengan marahnya Presiden Jokowi pada menterinya, berhembus kabar kalau Reshuffle kabinet Indonesia Maju akan segera dilakukan Presiden Jokowi.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan kalau Presiden Jokowi harus berhati-hati menentukan orang-orang yang layak jika ingin melakukan bongkar pasang kabinet.
Sebab bukan tidak mungkin nantinya akan ada intervensi dari partai politik pendukung pemerintahan terkait reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
"Apabila intervensi parpol dalam penyusunan kabinet dan reshuffle cukup tinggi, akan mereduksi kekuasaan presiden (hak prerogatif)," kata Pangi melalui keteranganya, Jumat (03/07/2020).
Terkait kemarahan Presiden Jokowi kala menyampaikan rencana mereshiffle kabinetnya, Pangi menutukan kalau hal itu hanya sebatas hukum alam dari apa yang dilakukan Presiden Jokowi sebelumnya.
"Kemarin hanya bagian dari kausalitas, akibat presiden salah menempatkan pembantunya, tidak menjalankan hak prerogatif secara maksimal, belum lagi tidak menempatkan menteri berdasarkan basis "the right man on the right place", sesuai kapasitas keahliannya," tuturnya.
Meski begitu, Dosen Ilmu Politik Universitas Syarif Hidayatullah UIN Jakarta ini menilai kalau tolak ukur Presiden Jokowi dalam Reshuffle harus jelas.
"Apakah Jokowi menilai sendiri kinerja menterinya berdasarkan bisikan ‘inner circle’ orang kepercayaan?" ujarnya.
"Atau presiden menilai pakai dukun atas kinerja menterinya? Bagaimana mengukur kinerja menteri? berbasiskan apa? Ini yang buat kita pusing pala barbie," tandasnya.