JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Penyebaran wabah virus corona di Indonesia sampai saat ini masih belum menampakkan titik akhir dan tidak ada kemajuan yang signifikan karena kasus terus bertambah setiap harinya
Hal tersebut berbanding lurus dengan kondisi pada sektor ekonomi dalam negeri yang tak kunjung menampakkan kebangkitan.
Direktur Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf mengatakan kalau kondisi tersebut terjadi karena sejak awal pemerintah Indonesia salah dalam mengambil kebijakan penanganan Covid-19.
Yang paling krusial menurutnya adalah mengenai kebijakan pemerintah yang lebih memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibanding lockdown.
Gde kemudian menyinggung pernyataan ekonom senior Rizal Ramli yang lebih setuju kebijakan lockdown lantaran dampak ekonomi yang ditimbulkan tak terlalu besar. Hal itu kini mulai terbukti.
"Mengutip (pernyataan) Rizal Ramli, bahwa "lockdown memang membutuhkan biaya besar. Meski begitu, dampak ekonomi kan lebih kecil." Kini terbukti," kata Gde Siriana melalui cuitan di akun Twitternya, Kamis (23/07/2020).
Pengamat Politik tersebut menilai kalau kebijakan pemerintah yang tidak memilih lockdown berdampak pada puncak pandemi corona di Indonesia.
Pasalnya, sampai saat ini belum terlihat titik terang mengenai kapan akan berakhirnya pandemi corona dan sejalan dengan ambruknya ekonomi.
"Ekonomi juga enggak jelas solusinya mau seperti apa. Sejak awal kita sudah lihat bahwa kebijakan Covid lebih dipengaruhi kepentingan ekonomi," tandasnya.