JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ekonom Senior Faisal Basri mengatakan faktor kegagalan partai politik di parlemen menjadi salah satu jawaban mutlak dari menguatnya gerakan masyarakat sipil di tanah air.
Hal tersebutlah yang menjadi sebuah inisiasi pembentukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang baru-baru ini deklarasi di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8) kemarin.
"Parpol gagal menadi wadah penyerapan aspirasi masyarakat. Sehingga memunculkan kelompok-kelompok politik diluar partai karena aspirasinya tidak tertampung di partai yang ada. Makanya kemaren deklarasi KAMI itu," kata Faisal Basri dalam diskusi bertajuk "Pemilu dan Pilkada: Elit Recruitment dan Rasionalisasi Kepemimpinan Profesional di Daerah", Rabu (19/08/2020).
Menurutnya, tidak mengherankan apabila gerakan masyarakat sipil dan juga gelombang demonstrasi buruh hingga mahasiswa bergerak untuk menyuarakan aspirasinya secara masif.
Beberapa waktu terakhir pergerakan masyarakat terus mengalami eskalasi lantaran tidak diakomodirnya aspirasi rakyat oleh partai politik di parlemen.
"Partai punya dunianya sendiri. Partai mengatakan, kan waktu Pemilu, Pilkada Pilpres kan sudah saya bayar kalian, kalian diam, dia bilang ke pemilihannya begitu," ungkapnya.
"Transaksional, sekarang giliran saya bayar utang karena dulu waktu Pilkada atau Pemilu saya berhutang kepada bandar-bandar," sambungnya.
Faisal menilai mandulnya parpol yang gagal menjadi wadah penyerapan aspirasi masyarakat menyebabkan gerakan masyarakat di luar parlemen semakin masif.
"Karena masyarakat tidak terakomodasi oleh partai-partai itu," pungkasnya.