JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Anggota DPR RI Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengganti Menteri Agama Fachrul Razi. Permintaan disampaikan Fadli karena menilai pernyataan Menag Fachrul Razi terkesan islamophobia. "Menteri Agama ini pernyataan-pernyataannya sering menimbulkan kecurigaan, salah paham, perselisihan atau malah Islamophobia. Sebaiknya menteri ini diganti saja Pak @jokowi," tulis @fadlizon Kamis malam (3/9).
Dalam unggahannya itu, Fadli juga menyertakan artikel tentang pernyataan Menag Fachrul Razi yang menyebut paham radikal masuk ke masjid salah satunya melalui anak good looking, menguasai bahasa Arab dan hafal Al-Qur"an.
Diketahui, pernyataan itu disampaikan mantan Wakil Panglima TNI itu dalam webinar bertajuk "Strategi Menangkal Radikalisme pada Aparatur Sipil Negara" di kanal YouTube Kementerian PAN-RB pada Rabu (2/9) kemarin.
Paham Radikal Versi Menag
Menteri Agama Fachrul Razi membeberkan cara masuknya kelompok maupun paham-paham radikalisme ke masjid-masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat.
Salah satunya dengan menempatkan orang yang memiliki paham radikal dengan kemampuan keagamaan dan penampilan yang tampak mumpuni.
"Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz (hafal Alquran), mereka mulai masuk," kata Fachrul dalam webinar bertajuk "Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara", di kanal Youtube Kemenpan RB, Rabu (2/9).
Fachrul menyatakan orang itupun perlahan-lahan bisa mendapatkan simpati dari para pengurus dan para jemaah masjid. Salah satu indikatornya, orang tersebut dipercaya menjadi imam hingga diangkat menjadi salah satu pengurus masjid.
Setelah mendapatkan posisi strategis tersebut, lanjut Fachrul, orang itu mulai merekrut sesama rekan-rekannya yang memiliki pemahaman radikal lainnya masuk menjadi pengurus masjid. "Lalu masuk teman-temannya. Dan masuk ide-idenya yang kita takutkan," kata dia.
Di sisi lain, Fachrul menegaskan bahwa masjid-masjid yang berada di lingkup institusi pemerintahan dan BUMN potensial disusupi oleh paham-paham radikal.
Bahkan, ia bercerita sempat mendengarkan ceramah yang berisikan pemahaman radikal ketika sedang ibadah Salat Jumat di salah satu masjid milik kementerian. "Sehingga saya pernah ingatkan seorang menteri, karena saya pernah Salat Jumat di masjid itu, saya terkejut, saya WhatsApp ke menteri yang bersangkutan, "Bu, bahaya sekali, kok Salat Jumat di situ khotbahnya menakutkan banget," kata Fachrul, tanpa merinci kementeriannya.
Fachrul mewanti-wanti agar seluruh rumah ibadah khususnya di lingkungan pemerintahan dan BUMN untuk mewaspadai gerakan dari kelompok radikal di masjidnya masing-masing.
Salah satu upayanya, kata dia, seluruh jajaran pengurus masjid di lembaga tersebut wajib diisi oleh pegawai yang bekerja di instansi yang bersangkutan.