JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menyayangkan kerapnya terjadi tawuran yang melibatkan aparat TNI atau Polri. Ia berpikir hal itu disebabkan karena kurangnya doktrin Tri Dharma Eka Karma bagi personel TNI.
"Doktrin tersebut kan mempunyai spirit persatuan antara 3 matra, yaitu TNI AD, TNI AU dan TNI AL. Dengan doktrin seperti ini harusnya konflik-konflik antar oknum matra tidak lagi terjadi," ujar Sukamta kepada wartawan di Jakarta, Rabu (3/6/2015).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan, persatuan antar satuan di TNI diharapkan demi menopang terwujudnya keamanan dan keutuhan kedaulatan NKRI. Terlebih, kata Sukamta, tantangan TNI ke depan tidak hanya perang simetris dan konvensional namun meliputi hampir seluruh aspek.
"Perang sekarang juga terjadi secara asimetris (assymetrics warfare) dan proksi (proxy warfare). Perang asimetris bersifat soft karena tidak hanya mencakup perang secara militer, namun mencakup delapan dimensi kehidupan yang sering kita sebut astagrata (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain.). Ini semua tantangan yang dihadapi oleh TNI, khususnya, dan kita semua pada umumnya. Tantangan yang berat. Belum lagi tantangan perang proksi yang menggunakan pihak ketiga untuk menyerang negara kita," ungkap dia.
Politisi asal Dapil DIY ini mengingat tantangan yang berat seperti itu harusnya membuat TNI semakin solid dan berpegang teguh pada doktrin Tri Dharma Eka Karma.
"Termasuk juga bersatu dengan masyarakat dan Polri. Latihan gabungan antarmatra sepertinya musti lebih digalakkan lagi. Selain itu juga perlu digalakkan kegiatan-kegiatan antarmatra yang sifatnya nonmiliter, seperti baksos, olah raga persahabatan, silaturahmi dan pembinaan agama.
Sebelumnya, terjadi insiden baku hantam yang dilakukan empat anggota TNI AU dengan anggota grup 2 Kopassus Kandang Menjangan di sebuah Kafe di Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (31/5/2015) malam. Peristiwa tersebut mengakibatkan seorang anggota TNI AU tewas dan tiga lainnya terluka.(yn)