Berita
Oleh Alfin Pulungan pada hari Sabtu, 10 Okt 2020 - 11:13:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Ziswaf Jadi Benteng Ampuh Hadapi Krisis Ekonomi Di Musim Pandemi

tscom_news_photo_1602303128.jpeg
Ilustrasi bantuan untuk masyarakat terdampak pandemi (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Pandemi Covid-19 telah berimbas pada sektor ekonomi. Setiap bulan masyarakat harus menelan pil pahit akibat penjualan dan tingkat konsumen yang lemah memicu penurunan jual beli. Selain itu, pemutusan hubungan kerja (PHK) juga berpotensi menimbulkan polemik baru di tengah pandemi ini.

Melihat proyeksi ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan, yakni minus 1 persen sampai minus 2,9 persen. Dampak resesi sangat dirasakan oleh warga kelas menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan mereka sangat bergantung pada upah dan tidak memiliki simpanan yang memadai.

General Manager Advokasi dan Bantuan Hukum Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit, mengatakan potensi syariat zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf) menjadi penting di tengah krisis saat ini. Potensi ziswaf, kata dia, menjadi alternatif lain dalam mengentaskan krisis maupun problematika sosio-ekonomi masyarakat dan membantu pemerintah mengatasi permasalahan ekonomi.

“Mendorong literasi akan potensi zakat, infaq, sedekah maupun wakaf (ziswaf) merupakan peran kita bersama yang tidak terlepas dari tata kelola lembaga tersebut dalam mengelola potensi ziswaf sehingga dapat membentengi dari potensi-potensi krisis maupun problematika sosio-ekonomi dampak dari pandemi Covid-19," kata Haryo dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (9/10).

Selain itu, Haryo melanjutkan, peran ziswaf di tengah pandemi Covid-19 dapat mendorong terciptanya beberapa sektor penting, seperti sektor pertanian dalam rangka pemenuhan pangan, sektor kesehatan hingga sektor pendidikan.

Penyaluran bantuan untuk masyarakat kurang mampu.


Ia menjelaskan, tujuan utama pemberlakuan ziswaf adalah untuk meningkatkan manfaat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan sebagai penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu, gotong royong dan rasa kebersamaan di tengah masyarakat maupun keterlibatan aktif dari lembaga zakat diharapkan dapat menurunkan angka krisis ekonomi di tengah Covid-19.

Selain itu, peran serta stakeholder serta kerjasama berbagai institusi pemerintahan dibutuhkan dalam peran ziswaf di Indonesia dengan mayoritas penduduknya adalah umat muslim dapat terhindar atau setidaknya meminimalisasi dampak krisis dan resesi ekonomi global.

"Dimasa sulit seperti saat ini, kesiapan masyarakat menengah ke bawah sangat diprioritaskan, dengan dukungan peranan Dana ziswaf, seperti memberikan edukasi terhadap program yang sederhana namun potensial dilakukan seperti Budi Kolbu (Budi Daya kolam Buatan) ataupun Budikdamber (Budi Daya Ikan Dalam Ember)," jelas Haryo.

"Peran serta masyarakat menjadi point penting dalam pertumbuhan dan pelaksanaannya, menjadi kesiapan pangan tersendiri menghadapi segala hal yang terjadi dalam gejolak ekonomi saat ini, termasuk kesiapan menghadapi resesi," imbuhnya.

Senada dengan Haryo, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Banu Muhammad, mengatakan kondisi krisis membuat zakat harus hadir untuk menguatkan daya beli masyarakat dengan inovasi penyaluran.

Hal ini, kata Banu, bisa diwujudkan dengan cara semisal membangun ikatan sosial di Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) lokal untuk menyelesaikan persoalan ekonomi suatu wilayah. "Jadi, memang perlu program ekonomi yang mendorong ekonomi komunitas," kata Banu.

tag: #ziswaf  #ekonomi-indonesia  #dompet-dhuafa  #covid-19  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement