JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota DPR RI dari fraksi partai Gerindra Abdul Wachid mendorong penggunaan dan pemanfaatan energi ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti energi berbasis fosil dimasa depan agar dimaksimalkan secara sungguh-sungguh.
"Dengan catatan, ketika berbicara konsep energi ramah lingkungan ini semua stakeholder terkait seperti Kementerian BUMN, Kementerian ESDM mesti saling bersinergi. Tidak lagi menonjolkan ego sektoralnya," tandas eks Kapoksi Komisi VI DPR RI itu.
Menurutnya, energi ramah lingkungan atau energi baru terbarukan merupakan sumber energi yang tidak sulit didapatkan di negeri ini.
"Asalkan para pemangku kebijakan tidak menjadikan peluang ini sebagai ajang kepentingan pribadi dan kelompoknya," tandasnya.
Wachid menegaskan, sudah saatnya Indonesia yang merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah termasuk sumber daya alam berbasis energi baru terbarukan di dalamnya memiliki visi yang kuat untuk kemajuan bangsa dan negara ke depan.
"Saya setuju soal konsep energi ramah lingkungan dan ini mesti jadi visi besar bangsa ini yang mesti diimplementasikan secara sungguh-sungguh. Namun saya kira pekerjaan ini tidaklah mudah karena akan berbenturan dengan kelompok-kelompok kepentingan yang sudah nyaman dengan status quo saat ini," tegas Ketua DPD partai Gerindra Jawa Tengah itu.
Wachid juga menekankan agar wacana energi alternatif dalam hal ini energi ramah lingkungan tidak hanya berakhir atau berujung sebatas retorika saja.
"Yang sudah-sudah kan begitu, wacana produksi mobil dalam negeri tapi hanya retorika saja. Wacana energi ramah lingkungan ini memang bukan hal baru karena ketika Ignatius Jonan menjabat MenESDM saat itu sudah menggaungkan itu tapi kan kita tahu akhirnya menguap begitu saja soal ini," ujarnya.
Menurutnya, kesiapan Indonesia dalam menyongsong energi masa depan mesti dipikirkan secara masak-masak.
"Mulai dari memikirkan Infrastrukturnya dari hulu ke hilirnya harus jelas yaitu kesiapan regulasi hingga instrumen pendukung lainnya yang ada di hilirnya nanti. Ingat jangan lagi berpikir bahwa kepentingan pribadi dan kelompok jadi skala prioritas, itu dzholim namanya sama bangsa dan negara," tegasnya.
Indonesia menurutnya, mesti berkaca pada negara-negara yang sudah memulai menerapkan konsep energi ramah lingkungan.
"Pengalaman saya waktu ke New Zealand disana itu untuk pembangkit listrik saja menggunakan energi angin tidak seperti di kita yang masih menggunakan energi fosil yang dari sisi aspek lingkungan dan kesehatan pun kurang ramah. Padahal sumber energi matahari saja kita berlimpah belum lagi energi angin dan lainnya. Jadi kalau dimanfaatkan dengan maksimal saya kira negeri ini akan menjadi negeri digdaya dimasa depan," pungkasnya.