JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah mengatakan, larangan mudik lebaran tahun 2021 yang baru saja ditetapkan oleh pemerintah mestinya dibarengi dengan kebijakan kreatif.
Jadi menurutnya, tidak hanya sekedar melarang masyarakat untuk mudik saja pada momentum mudik lebaran nanti.
"Mudik dilarang? perlu kebijakan kreatif tidak sekedar hanya melarang. Beberapa banyak orang yang akan kehilangan pendapatan akibat kebijakan tersebut," kata Najib kepada wartawan, Kamis, (1/4/2021).
Tidak hanya itu, Najib memandang, bahwa dengan dilarangnya mudik tahun 2021, akan dapat menghambat pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 ini.
Salah satu yang terasa dari mudik tahun 2020 ialah jumlah uang tunai layak edar yang disiapkan oleh bank sentral. Pada saat Ramadan dan Lebaran 2020 hanya sebesar Rp 157,96 triliun.
Jumlah tersebut turun 17,7% bila dibandingkan dengan posisi uang tunai layak edar Lebaran dan Ramadhan tahun 2019. Kala itu BI menyiapkan Rp 192 triliun
"Nah sekarang ini kemampuan masyarakat sudah berbeda ibaratnya kalau tahun lalu mereka masih memiliki cadangan berupa tabungan dan lain- lain, mungkin sekarang sudah tidak ada," tegas Najib.
Dengan kondisi demikian, Najib berharap, agar pemerintah Jokowi dapat belajar atas kebijakan PSBB yang melahirkan kreativitas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro.
"Begitupun sekarang dengan mudik. Gerakan seluruh komponen kamtibmas untuk memobilisasi masyarakat disiplin," tutur Najib.
Najib pun menegaskan, yang ia persoalkan bukan masalah mudiknya. Namun, bagaimana caranya, agar kreativitas dan momen ekonomi saat mudik tidak hilang.
"Dulu kita pernah lihat kebijakan DKI memberikan sanksi ketika ada masyarakat yang tidak disiplin prokes dengan cara- cara sanski denda sampai kerja sosial. Saya fikir perlu terus dijalankan," papar Najib.
Najib juga menegaskan, kreativitas pemerintah turut diperlukan dengan cara mengajak seluruh stakeholder yang terkait untuk memecahkan bersama masalah mudik ini.