JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Jadwal Imsakiyah dan salat subuh yang sudah ditetapkan oleh Pengurus Pusat Muhammadiyah mundur 8 menit lebih lama ketimbang yang ditetapkan pemerintah. Masyarakat pun diimbau tak bingung lantaran itu merupakan perbedaan pendapat yang wajar dalam keagamaan.
"Jadi saya kira bagi masyarakat tidak usah resah. Silakan menurut keyakinan masing-masing. Nanti kan Muhammadiyah sudah menentukan itu, diharapkan seluruh anggota Muhammadiyah bisa mengikuti edaran PP Muhammadiyah dan juga orang-orang yang meyakini itu adalah hasil keputusan Muhammadiyah," kata Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, Senin (12/4/2021).
Dadang menjelaskan Muhammadiyah memutuskan untuk memundurkan waktu imsakiah setelah Majelis Tarjih mengumpulkan sejumlah ahli astronomi. Dari hasil kajian Muhammadiyah, waktu subuh di Indonesia yang selama ini menjadi rujukan ternyata terlalu awal.
Tak hanya itu, perbedaan keduanya juga terjadi pada waktu awal salat Subuh. Versi jadwal Subuh untuk wilayah DKI Jakarta pada 1 Ramadan dari Kemenag jatuh pada pukul 04.38 WIB. Sementara versi Muhammadiyah di wilayah yang sama jatuh pada 04.46 WIB.
Meski demikian, jadwal berbuka puasa versi pemerintah dan Muhammadiyah hanya beda tipis. Jadwal berbuka puasa versi pemerintah pada 1 Ramadan di wilayah DKI Jakarta jatuh pada pukul 17.56 WIB. Sementara versi Muhamadiyah di wilayah yang sama pukul 17.55 WIB.
Untuk jadwal berbuka puasa versi pemerintah dan Muhammadiyah pada 2 Ramadan di wilayah DKI Jakarta juga sama-sama di pukul 17.55 WIB. Dadang berharap perbedaan ini tidak menimbulkan konflik. Sejak dulu, kata Dadang, perbedaan dalam masalah agama kerap terjadi.
"Lalu di masyarakat tidak usah jadi sesuatu yang menimbulkan konflik, karena perbedaan agama itu sejak dulu sudah terjadi. Beda dalam penentuan waktu, terbiasalah kita dalam perbedaan-perbedaan itu dan saling menghormati. Mungkin Muhammadiyah menghormati yang lebih dulu subuhnya, yang bukan Muhammadiyah menghormati Muhammadiyah yang memundurkan waktu subuhnya," imbuh Dadang.