Berita
Oleh Rihad pada hari Thursday, 13 Mei 2021 - 10:00:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Cara Kendalikan Makanan Bersantan di Saat Lebaran

tscom_news_photo_1620870334.jpg
Makanan bersantan (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Tradisi hidangan Lebaran di Indonesia, sebut saja rendang, gulai dan opor ayam semua memakai bahan baku santan. Santan yang telah dimasak menghasilkan lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan. Dokter spesialis gizi dr. Amalia Primahastuti, M.Gizi, Sp.GK mengatakan makanan khas lebaran sebagian besar dibuat menggunakan santan yang mengandung lemak jenuh.

Dia menjelaskan, santan yang masuk ke dalam golongan lemak jenuh yang perlu dibatasi, yakni kurang dari 7 persen total kalori harian atau sekitar 15 gram lemak dengan perkiraan kebutuhan 2.000 kalori.

"Satu penukar santan (40 gram) mengandung sekitar 9 gram lemak, jadi dalam satu hari konsumsi santan yang aman sekitar 1,5 penukar (60 gram)," katanya.

Salah satu tips menahan diri agar tidak kalap ketika melihat deretan makanan lezat di meja adalah dengan memilih satu saja hidangan bersantan yang akan Anda nikmati.

"Bila ada rendang, gulai, dan opor tersaji di meja, maka pilih satu saja yang akan dimakan," kata spesialis gizi yang praktik di RS Pasar Rebo dan RSIA Bina Medika Bintaro.

Makanlah satu kali saja, misalnya hanya untuk sarapan atau makan siang saja. Jangan lupa untuk mengurangi jumlah kuah santan yang diambil. Jika ingin lebih sehat, coba gunakan pengganti santan seperti susu, mulai dari susu skim, susu almond atau susu kedelai, atau bumbu-bumbu seperti kemiri dan jinten, bisa juga krimer yang berserat. "Dan jangan lupa tetap konsumsi sayur dan buah."

Biasakan mengonsumsi buah sebelum makanan berat. Trik itu bisa jadi salah satu cara mengontrol asupan makanan, sebab lambung sudah terisi sebelumnya dengan buah yang kalorinya lebih rendah. Rasa kenyang juga muncul lebih cepat sehingga Anda secara otomatis bisa membatasi asupan makanan yang berkalori tinggi. Anda juga bisa memilih menu-menu yang lebih sehat saat lebaran seperti semur, rawon, sop atau soto.

Bahaya Santan

Semakin kental santan, semakin tinggi pula kandungan lemak dan kalori yang terdapat di dalamnya. Dalam segelas santan saja saja, terkandung lebih dari 550 kalori.

Sementara hidangan bersantan biasanya menggunakan lebih dari secangkir santan. Bayangkan saja apa yang terjadi bila Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan bersantan tersebut, dengan kombinasi karbohidrat tinggi dari ketupat atau nasi putih, hal ini tentu bisa memicu lonjakan di angka timbangan Anda.

Berat badan berlebih kemudian bisa memicu beragam gangguan kesehatan. Misalnya, kolesterol tinggi, serangan jantung, maupun diabetes tipe 2.

Bahaya santan berikutnya bisa mengintai saluran pencernaan, terutama bagi Anda yang memiliki perut sensitif. Kandungan karbohidrat fermentasi yang terdapat dalam santan bisa mengakibatkan diare atau bahkan konstipasi.

Gangguan kesehatan pertama yang akan muncul akibat makanan bersantan adalah tekanan darah tinggi (hipertensi). Hal ini terjadi karena jumlah santan yang berlebih bisa memicu peningkatan kadar trigliserida dalam tubuh, yang merupakan salah satu jenis lemak yang berguna sebagai cadangan energi tubuh.

Tekanan darah tinggi yang dibiarkan bisa berdampak pada penyumbatan arteri serta pembuluh darah. Peningkatan risiko gangguan jantung juga bisa terjadi karena santan dimasak dalam suhu tinggi dan berulang, dand memicu penumpukan lemak jahat dalam santan.

Stroke ringan bisa terjadi akibat adanya pengendapan lemak jahat dalam tubuh, serta bisa menyumbat aliran darah dan pembuluh arteri. Jika tidak diimbangi dengan mengonsumsi mineral dan cairan yang cukup, kondisi ini akan menyebabkan stroke ringan. Sedangkan pada lansia, kondisi ini bisa memicu stroke berat.

tag: #idul-fitri  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
BANK DKI JACKONE
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
DREAL PROPERTY
advertisement
DD MEMULIAKAN ANAK YATIM
advertisement